Lihat ke Halaman Asli

Risiko Tekanan Psikologis pada Anak Akibat tuntutan keluarga

Diperbarui: 24 Mei 2025   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Keluarga merupakan lingkungan utama yang membentuk perkembangan mental dan emosional anak. Namun, tuntutan dan harapan yang tinggi dari keluarga, terutama orang tua, sering kali menjadi sumber tekanan psikologis yang signifikan bagi anak. Tekanan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan anak dalam jangka pendek maupun panjang.

Bentuk Tuntutan Keluarga yang Menimbulkan Tekanan

Tuntutan keluarga biasanya berkaitan dengan ekspektasi tinggi terhadap prestasi akademik, perilaku, karir, atau pencapaian tertentu. Anak-anak sering dihadapkan pada harapan untuk selalu berprestasi sempurna, memenuhi standar yang kadang tidak realistis, dan mengikuti keinginan orang tua tanpa ruang untuk diskusi atau ekspresi perasaan

Dampak Tekanan Psikologis pada Anak

Tekanan yang terus-menerus dari keluarga dapat menyebabkan berbagai gangguan mental dan emosional pada anak, antara lain:

  • Gangguan kecemasan dan stres berkepanjangan

Anak merasa terjebak dalam tekanan untuk memenuhi harapan yang tinggi, yang memicu rasa cemas dan stres kronis.

  • Depresi dan gangguan suasana hati

Perasaan putus asa, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, serta perubahan mood drastis dapat muncul akibat tekanan berlebihan.

  • Penurunan kepercayaan diri dan motivasi

Kritik yang berlebihan dan kurangnya apresiasi membuat anak meragukan kemampuan diri, sehingga menurunkan motivasi untuk berusaha dan berkembang.

  • Gangguan makan dan tidur

Tekanan psikologis juga dapat memicu gangguan fisik seperti masalah pola makan dan gangguan tidur

  • Kesulitan dalam hubungan sosial

Anak yang merasa tertekan cenderung mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya dan membangun hubungan sosial yang sehat.

Faktor Penyebab Tekanan Berlebih

  • Kurangnya komunikasi terbuka dalam keluarga
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline