Pernah nggak lo ngerasa semangat banget ikut pelajaran cuma karena gurunya asik, padahal materinya biasa aja? Atau sebaliknya, pelajaran yang sebenarnya lo suka malah jadi nyebelin karena cara gurunya ngajar bikin stres?
Yup, ternyata bukan cuma isi pelajaran yang bikin siswa nyaman belajar, tapi cara guru membangun hubungan psikologis di kelas. Dalam psikologi pendidikan, hal ini dikenal sebagai teacher-student relationship, yaitu hubungan emosional antara guru dan siswa yang berpengaruh langsung terhadap motivasi, perhatian, dan hasil belajar (Pianta, 1999).
Dan faktanya, guru yang disukai siswa bukan selalu yang paling jenius atau paling tegas, tapi yang bisa mengerti manusia di balik muridnya, seperti:
Membangun Hubungan Positif dengan Siswa
Satu senyum, satu sapa, bisa ngubah atmosfer kelas. Guru yang menyapa "Pagi, gimana kabarnya hari ini?" bukan cuma basa-basi, tapi sedang membangun ikatan emosional yang bikin siswa ngerasa dilihat. Menurut teori Humanistic Learning dari Carl Rogers, belajar akan efektif kalau siswa merasa aman secara emosional. Jadi ketika guru menunjukkan empati dan ketulusan, otak siswa terbuka untuk belajar. Sebaliknya, kalau mereka takut atau canggung, proses belajarnya otomatis terhambat.
Menggunakan Pendekatan yang Fleksibel
Setiap siswa punya learning style sendiri. Ada yang lebih mudah paham lewat cerita, ada yang lewat praktik, ada juga yang perlu waktu lama buat nyerna teori. Guru yang fleksibel dan kreatif dalam mengajar bisa menjangkau semuanya. Konsep ini berhubungan sama teori Multiple Intelligences dari Howard Gardner, yang bilang kalau setiap individu punya kecerdasan yang berbeda-beda, ada yang linguistik, logika, kinestetik, visual, musikal, bahkan interpersonal. Jadi, bukan siswa yang bodoh, mungkin cuma gaya belajarnya yang belum nyambung sama cara ngajar guru.
Memberikan Apresiasi dan Umpan Balik Positif
Satu kata "wahh..bagus", "aku suka idemu", atau "kamu udah berusaha keras" bisa punya efek besar banget buat psikologis siswa. Menurut teori Operant Conditioning dari B.F. Skinner, penguatan positif (positive reinforcement) akan meningkatkan perilaku yang diinginkan. Artinya, kalau usaha siswa diapresiasi, mereka cenderung mau mencoba lagi dan lebih percaya diri. Tapi kalau yang dikomentari cuma kesalahan, motivasi mereka bakal turun pelan-pelan.
Menciptakan Suasana Kelas yang Menyenangkan