Antasan Besar adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kelurahan ini terletak di daerah pusat kota dan memiliki sejarah serta budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Banjar. Nama "Antasan" dalam bahasa Banjar sering merujuk pada daerah yang berada di tepi atau sekitar sungai, mengingat Banjarmasin dikenal sebagai kota dengan banyak sungai. Kelurahan Antasan Besar merupakan salah satu wilayah di Banjarmasin Tengah yang sering mengalami banjir. Banjir di daerah ini dipengaruhi oleh faktor alam dan aktivitas manusia yang mempengaruhi dinamika air di perkotaan berbasis sungai seperti Banjarmasin.
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kota Banjarmasin. Sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin memiliki kondisi geografis berupa dataran rendah yang dilalui oleh Sungai Barito, sehingga sering mengalami genangan air, terutama saat musim hujan. Salah satu wilayah yang paling rentan terdampak adalah Kelurahan Antasan Besar, yang terletak di bantaran sungai dan memiliki permukiman padat penduduk.
Banjir yang terjadi hampir setiap tahun membawa dampak signifikan bagi masyarakat, terutama dalam aspek lingkungan, infrastruktur, ekonomi, dan sosial. Banjir besar pada awal tahun 2021 menjadi salah satu yang terparah, dengan genangan yang bertahan lama, merusak rumah serta menghambat aktivitas ekonomi dan transportasi. Kondisi ini semakin diperburuk oleh pandemi COVID-19, yang telah melemahkan stabilitas ekonomi masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak banjir di Kelurahan Antasan Besar serta meninjau kesiapan masyarakat dan upaya penanggulangan yang telah dilakukan. Melalui wawancara dengan warga setempat, penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai tingkat kerentanan wilayah serta tantangan yang dihadapi dalam menghadapi bencana banjir.
Setiap tahun, bencana alam terus terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun akibat aktivitas manusia. Berdasarkan laporan dari cbcindonesia.com, sekitar 40% bencana alam di Indonesia disebabkan oleh banjir. Kota Banjarmasin, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, terletak di dataran rendah dan dilalui oleh Sungai Barito. Kondisi geografis ini membuat Banjarmasin kerap mengalami genangan air, terutama saat musim hujan. Wilayah yang berada di bantaran sungai, termasuk Kelurahan Antasan Besar, menjadi daerah yang paling rentan terdampak. Banjir yang terjadi hampir setiap tahun menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan, terutama di permukiman padat penduduk. Banjir yang melanda pada awal tahun 2021 menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah Kota Banjarmasin.
Di Antasan Besar, banjir menyebabkan genangan yang bertahan lama di permukiman warga, merusak rumah, infrastruktur, serta menghambat aktivitas ekonomi dan transportasi. Sebagai daerah dengan banyak permukiman di bantaran sungai, masyarakat di Antasan Besar juga menghadapi risiko lebih tinggi terhadap banjir bandang dan erosi tepian sungai. Selain itu, banjir yang terjadi saat pandemi semakin memperburuk kondisi sosial-ekonomi warga, yang sebelumnya sudah mengalami ketidakstabilan dalam mata pencaharian.
Dari kelima narasumber yang telah diwawancarai di Antasan Besar, mereka sepakat bahwa bencana alam yang terjadi di tempat tinggal mereka tersebut adalah banjir, Seluruh responden menyatakan bahwa wilayah Antasan Besar sangat rentan terhadap banjir ringan hingga berat apabila hujan turun secara terus-menerus. Selain itu, empat dari lima responden yaitu Febrian (25) amengungkapkan bahwa sebelum bencana banjir terjadi, hanya terdapat satu posko penanggulangan bencana yang didirikan di daerah tersebut. Seluruh responden juga sepakat bahwa banjir yang terjadi pada tahun 2021, pasca pandemi COVID-19, memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat di Kalimantan Selatan, khususnya di Kelurahan Antasan Besar.
Kelurahan Antasan Besar merupakan wilayah yang rentan terhadap banjir akibat kondisi geografisnya. Banjir besar tahun 2021 memberikan dampak signifikan terhadap infrastruktur, permukiman, dan perekonomian masyarakat, yang semakin diperburuk oleh pandemi COVID-19. Wawancara dengan warga menunjukkan bahwa banjir terjadi hampir setiap tahun, sementara upaya penanggulangan masih terbatas, dengan hanya satu posko yang didirikan sebelum bencana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI