Lihat ke Halaman Asli

Sevia Bella Avista

Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Film Baru, Gaya Lama Dilabrak Habis

Diperbarui: 20 Juni 2025   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya absurd dan spontan film ini tampak dalam kekacauan yang dipertahankan, termasuk momen tak terduga seperti "Feni mantep jatuh". (Dok. Pribadi) 

Klaten -Film komedi terbaru bertajuk GJLS: Ibuku Ibu-Ibu menarik perhatian publik sejak penayangannya di bioskop. Disutradarai oleh Monty Tiwa dan dibintangi grup komedi GJLS, film ini tampil beda dengan gaya sinematik yang eksperimental dan menabrak pakem sinema konvensional di Indonesia.

Film ini memadukan teknik dokumenter, improvisasi, serta pendekatan metanaratif yang jarang digunakan di layar lebar nasional. Banyak penonton menilai bahwa film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan bentuk baru dalam bercerita secara visual dan naratif.

Saat ditemui usai menyaksikan film di sebuah bioskop di Klaten pada Jumat (19/06/2025), Dyah (25), penonton asal Klaten, menyampaikan kesan mendalam terhadap gaya film yang tidak biasa.

"Rasanya kayak nonton sesuatu yang belum pernah saya lihat di bioskop. Bukan cuma lucu, tapi juga kayak diajak mikir. Bahkan pas tokohnya ngomong langsung ke kamera atau ngobrol sama kru, itu bikin saya merasa ikut dilibatkan," ujarnya.

Dyah menambahkan bahwa pendekatan film ini memberikan pengalaman menonton yang berbeda.

"Biasanya saya cuma jadi penonton pasif, tapi di film ini berasa kayak disapa langsung. Bahkan waktu aktornya salah ngomong atau ketawa sendiri, malah jadi makin seru, karena kelihatan mereka beneran spontan."

Ia juga menyoroti cara film ini memperlakukan kesalahan teknis sebagai bagian dari cerita.

"Bloopers biasanya cuma ditaruh di akhir film buat lucu-lucuan. Tapi di sini malah dimasukin ke tengah-tengah cerita. Awalnya saya pikir itu salah edit, ternyata memang sengaja. Dan itu bikin filmnya jadi unik banget."

Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memang menerapkan pendekatan unik dengan mengusung gaya mumblecore, yaitu gaya sinema independen yang mengandalkan dialog improvisasi dan interaksi spontan antar aktor. Hal ini menciptakan kesan realisme yang kuat dan menjadikan percakapan dalam film terasa sangat alami, seolah-olah tidak diskenariokan.

Selain itu, film ini juga menerapkan teknik breaking the fifth wall, yang lebih dari sekadar breaking the fourth wall---di mana karakter berbicara langsung kepada penonton. Dalam Ibuku Ibu-Ibu, tokoh-tokohnya bahkan berinteraksi dengan elemen produksi film seperti sutradara dan kru, sehingga batas antara dunia fiksi dan realitas menjadi kabur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline