Lihat ke Halaman Asli

sayyidatusyifaurrahmi

Mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam (KPI) UIN Sunan kalijaga Yogyakarya.

Fangirl-an Sambil Beramal - Budaya Partisipatif Fandom ARMY BTS

Diperbarui: 12 Juni 2025   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pinterest

Sebagai salah satu dari anggota fandom BTS biasa dikenal dengan sebutan ARMY, aku selalu mendapatakan hujatan dari temanku yang non- kpoper. Mereka bilang fanatic lah, dosa lah, tidak cinta tanah airlah, padahal setiap upacara aku selalau hafal lagu Indonesia raya, tidak pernah terlintas di otaku untuk menggantinya dengan lagu boy with luv oh my my my-. Mereka yang anti kpop selalu menganggap kpopers itu salah dan seakan-akan melakukan dosa besar. Hal itu membuatku selalu bertanya-tanya, kenapa mereka se-tidak suka itu dengan kami, para kpoper.  Apakah semua bentuk fanatisme itu buruk?

Nyatanya, Ada banyak hal yang mereka tidak tahu tentang fandom ini. Yang ada dibenaku saja ketika Pertama kali terjun didunia kpop, tugas dari menjadi fans  hanya sekedar mendengarkan lagu-lagu idol dan sesekali nonton variety show mereka. Ternyata tidak hanya itu, menjadi fans idol korea juga melakukan hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya, mulai dari streaming sampai melakukan hal-hal yang bersifat partisipasi.

 Jujur saja, aku hanya fans modal kuota yang tidak bergabung dengan fanbase, yang kulakukan mentok- mentok hanya voting idol lewat aplikasi dan itupun jarang. Berbeda dengan ARMY yang ada diluar sana, mereka tidak hanya menikmati karya BTS tetapi juga melakukan aktivitas yang bersifat partisipasi, diantaranya membuat projek ulang tahun member, nonton bareng, Noraebang sampai melakukan kegiatan sosial seperti berdonasi untuk anak yatim, berbagi makanan dan sebagainya. 

Contoh nyata yang ada disekitarku, ARMY BTS Yogyakarta berkolaborasi dengan dompet Dhuafa Volunteer, bulan Ramadhan kemarin.  Dilansir dari www.dompetdhuafa.org, Dompet Dhuafa Yogyakarta melakukan kolaborasi dengan ARMY BTS Yogyakarta. mereka melukakan kegiatan social berupa berbagi 150 paket takjil gratis untuk masyarakat dikawasan Tugu Yogyakarta pada 12 maret 2025.

sumber: www.dompetdhuafa.org

Sebagai ARMY modal kuota yang melihat kegiatan ini lewat media social, aku merasa bangga. Walaupun aku tidak langsung terjun dalam kegiatan ini, rasa bangga dan senang benar-benar memenuhi hatiku melihat Fandom/komunitas yang aku ikuti dapat memberikan dampak positf terhadap lingukngan sekitar. Juga secara tidak langsung meruntuhkan persepsi orang tentang kpoper yang hanya bisa alay, lebay dan fanatik. Dan ternyata masih banyak kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh ARMY-ARMY yang ada diluar Yogyakarta bahkan diseluruh Dunia.

Apa yang dilakukan ARMY Yogyakarta juga ARMY diseluruh Dunia ini ternyata sudah dijelaskan dalam teori budaya partisipasi oleh Henry Jenkis. Beliau berkata bahwa fans tidak hanya berperan sebagai konsumen yang pasif. Fans juga terlibat aktif dalam proses produksi, distribusi hingga memodifikasi. Jadi fandom itu bisa menjadi ladang kreatifitas dan ruang partisipasi seseorang. Dalam hal ini, ARMY bukan hanya penikmat karya-karya idol saja tetapi berperan aktif dalam ekosistem budaya fandom itu sendiri.

hal itu membuatku berfikir, ternyata fandom mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi sekitar ataupun individu dalam fandom itu sendiri. Menariknya lagi, mereka melakukan hal tersebut bukan karena bayaran atau tuntutan dari siapapun tetapi karena keinginan mereka sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline