Lihat ke Halaman Asli

Saumiman Saud

Pemerhati

"Don't Judge by It's Cover"

Diperbarui: 10 Maret 2018   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Don't judge by cover."

Ada orang bilang penampilan tidak penting, yang penting adalah karakter dan hatinya. Karena Tuhan Yesus tidak melihat penampilan kita. Nampaknya pernyataan ini seperti ada benarnya dan agak rohani. tetapi apakah hal ini 100 % benar? Belum tentu juga. Ada orang yang penampilannya nampak serem tetapi realitanya ia baik hati, sebaliknya ada orang yang kita lihat wajahnya lembut, manis, penampilan necis dan keren tetapi hatinya jahat.

Terus terang saja, karena kita bukan Tuhan sehingga kita tidak mampu untuk mengetahui orang lain secara mendalam. Maka yang ada hanya kita kemudian kita hanya merasa curiga dan menjaga jarak. Tetapi hari ini kita bisa melihat ada saja orang nyinyir, baru kenal dengan kita beberapa jam saja sudah dapat "menghakimi" kita, kurang imanlah, kurang rohanilah, tidak pernah mengalami pengalaman dengan Tuhanlah, bla bla bla. Koq tahu? Lalu dibilangnya Tuhan memberikan dia panca-indera ke enam? Yang menjadi tanda tanya, orang itu mengalami Tuhan mendalam, punya panca-indera ke enam, kenapa hanya menghina-hina dan mentertawakan orang lain? Justru ia mesti menjadi berkat bagi orang lain.

Penampilan itu penting, artinya sebagai orang yang mengaku anak Tuhan, ia mesti berpenampilan rapi, bersih. Nah, rapi, bersih bukan berarti mahal, tetapi sederhana. Sederhana juga bukan berarti asal-asal saja.

Hari ini kita melihat ada banyak orang yang memiliki salah konsep terhadap penampilan, sehingga bagi orang tersebut penampilan mesti berlabel harga dan merek. Jadi pakaian, mobil, tas, jam tangan, sepatu, dan sebagainya mesti yang bermerek dan mahal. Nah, orang yang demikian sungguh kasihan sekali, karena tanpa disadarinya sebenarnya ia sadar bahwa dirinya tidak ada harga dan nilai, sehingga ia bungkus dengan barang-barang mewah untuk menaikkan harkat dan martabatnya. Padahal, bagi orang-orang yang sudah ditebus dirinya oleh Tuhan Yesus, maka nyawa kita itu sangat berharga dan tidak bisa dibayar dengan apapun.

Hidup kita ini berharga bukan karena harta kekayaan yang kita miliki atau yang kita pakai. Tetapi hidup kita ini berharga, karena nyawa kita sudah ditebus Tuhan Yesus di atas kayu salib, harganya sudah lunas dibayar. Itu sebabnya firman Tuhan berkata, "Apagunanya kita memiliki segala sesuatu di dunia ini, tetapi kehilangan nyawanya".

Sekaya apapun kita, secantik dan setampan apapun, bila nyawa kita sudah hilang, maka diri kita tidak ada harganya lagi. Walaupun pakaian dan asesorisnya mahal-mahal dan bermerek, semua itu ngk bakal kebawa. Orang yang sudah kehilangan nyawanya sudah tinggal seperti segumpal daging yang bakal busuk yang dijual ke pasar, bahkan dibagikan gratispun orang tidak mau membelinya. Oleh sebab itu selagi kita masih hidup, kita mesti benar-benar menghargai hidup kita. Orang yang menghargai hidupnya yang sudah ditebus Tuhan Yesus, ia tidak akan sungkan-sungkan juga berkorban bagi orang lain.

Apa yang mau kita pelajari hari ini?

1. Ingat, diri kita Berharga, bukan karena dibungkus harta. Orang hanya melihat hartamu, begitu hartamu lenyap, iapun tinggalkan kami.

2. Ingat, diri kita Berharga karena sudah ditebus oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib, IA mati menggantikan kita.

3. Ingat, sekaya apapun kita, maka bila nyawa kita lenyap, kita hanya tinggal segumpal daging busuk yang diberikan gratispun orang tidak mau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline