Lihat ke Halaman Asli

Santi Faujiah

i'm an educator and a writer

Viral di Tiktok: Keluhan Pelayanan Buruk Rumah Sakit Otista Kabupaten Bandung

Diperbarui: 24 Januari 2024   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

 

Dunia maya kembali dihebohkan oleh keluhan seorang pengguna TikTok, @chareesa30, yang menceritakan pengalamannya di Rumah Sakit Otista, Soreang, Kabupaten Bandung. Cerita tersebut mendapatkan respon yang signifikan dari netizen, menciptakan diskusi tentang kualitas pelayanan rumah sakit ini. Suara netizen yang terbagi menjadi kritik dan pujian menciptakan tanda tanya besar.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

First Impression yang Menyedot Perhatian:

Dalam postingan awalnya, pemilik akun dengan akun @chareesa30 menceritakan pengalamannya berobat di  Rumah Sakit Otista Kabupaten Bandung. Beliau sudah mengalami masalah kesehatan selama 2 hari, termasuk BAB air dan muntah-muntah, sehingga memutuskan untuk rawat inap di rumah sakit tersebut dengan pertimbangan jarak rumah sakit yang dekat dari rumah. Namun, pengalaman pertama ketika pendaftaran mengundang perhatian.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Kesulitan Saat Mendaftar:

Saat akan mendaftar, pemilik akun dihadapkan pada pertanyaan apakah akan mendaftar umum atau menggunakan BPJS dari petugas. Hal ini diikuti dengan pertanyaan mengenai surat rujukan, yang membuatnya agak heran karena pengalaman sebelumnya, di rumah sakit lain tidak melibatkan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Meskipun mengira ini sebagai SOP rumah sakit pemerintah, pemilik akun mengungkapkan keheranannya. Petugas kemudian menyarankan untuk berobat ke puskesmas atau klinik terdekat karena tidak ada surat rujukan, meninggalkan pasien (pemilik akun) tanpa penjelasan lebih lanjut.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Pencarian Solusi dan Tantangan Selanjutnya:

Orang tua pasien (pemilik akun) sebenarnya menyarankan mencari rumah sakit lain, namun karena kondisi lemah, pasien tetap bertahan di rumah sakit tersebut. Pemilik akun kemudian mencari pusat informasi dan akhirnya diarahkan ke poli dalam, membayar tanpa menggunakan BPJS. Proses pendaftaran diikuti dengan menyerahkan berkas dan menunggu panggilan pemeriksaan, namun kondisi lantai penuh dengan pasien yang terpaksa duduk di lantai karena keterbatasan kursi tunggu di rumah sakit tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline