Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Eliminasi Alergi Makanan Perbaiki Kegemukan dan Obesitas

Diperbarui: 22 Maret 2022   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak kegemukan. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Banyak penelitian mengungkapkan penderita kegemukan sering mengalami alergi atau sebaliknya penderita alergi sebagian mengalami kegemukan. 

Kaitan alergi khususnya alergi makanan dan kegemukan sampai saat ini masih belum terungkap jelas. Namun, bila hal ini terungkap maka peranan alergi makanan dan hipersensitifitas makanan sebagai pendekatan penanganan kegemukan sangat penting diperhatikan, dipahami dan diteliti lebih jauh.  

Penelitian menunjukkan jaringan lemak pada orang gemuk merupakan sumber mediator inflamasi  yang mungkin terlibat dalam patofisiologi asma dan alergi. Leptin sangat menarik karena telah ditemukan hadir dalam kadar yang lebih tinggi pada subjek asma obesitas dibandingkan dengan subjek nonasma obesitas.  

Leptin, hormon yang diturunkan dari adiposit, telah disarankan untuk meningkatkan regulasi respon imun inflamasi. Penelitian terkini mengungkapkan hasil mengejutkan bahwa dengan eliminasi alergen makanan efektif untuk penurunan obesitas dalam  12 bulan.

Dokpri

Alergi makanan adalah penyakit umum pada anak-anak, dan prevalensinya telah meningkat di negara maju. Dampak kelebihan berat badan terhadap kesehatan anak juga menjadi masalah sosial yang penting. Namun, hubungan antara kelebihan berat badan dan Alergi makanan masih belum jelas. 

Peneliti telah  memeriksa hubungan antara kelebihan berat badan dan prevalensi alergi makanan.  Anak dikatakan mempunyai berat badan berlebih jika berat badannya 95% lebih berat dari anak-anak lain dengan kategori usia yang sama. 

Bila disebutkan mempunyai risiko untuk mengalami berat badan berlebih, jika berat badannya 85% lebih berat dari anak-anak lain dengan kategori usia yang sama. Faktor genetik atau keturunan masih merupakan faktor utama terjadi kegemukan.

Koichiro H dkk menemukan revalensi Alergi makanan secara signifikan lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dan anak perempuan dibandingkan anak laki-laki untuk kelompok usia 6-9 dan 12-15 tahun, masing-masing. Sementara prevalensi Alergi makanan secara signifikan lebih tinggi pada anak perempuan yang kelebihan berat badan daripada anak perempuan yang tidak kelebihan berat badan pada kelompok usia 12-15, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan pada anak laki-laki. 

Pada anak perempuan, kelebihan berat badan secara signifikan terkait dengan Alergi makanan  setelah penyesuaian untuk usia dan asma. Peneliti menunjukkan bahwa kelebihan berat badan secara signifikan terkait dengan prevalensi Alergi makanan yang lebih tinggi pada anak perempuan, tetapi tidak pada anak laki-laki. Studi prospektif lebih lanjut diperlukan untuk menemukan hubungan kausal antara kelebihan berat badan dan Alergi makanan .

F Buck Willis dkk mengungkapkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok dan antara protokol terapi penghindaran alergi makanan. Subjek yang memilih eliminasi alergen makanan saja, juga menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan dengan subjek yang hanya berolahraga dan subjek kontrol. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline