Lihat ke Halaman Asli

Bom Bunuh Diri Bukan Jihad tapi Jahat

Diperbarui: 30 Maret 2021   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo/sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden

Bom bunuh diri yang terjadi di Katedral Makassar Sulawesi Selatan telah menyisakan duka mendalam bagi seluruh Rakyat Indonesia. Kasus Bom bunuh diri ini ternyata masih saja terjadi di Indonesia. Siapa sebenarnya dan dari kelompok manakah para pelaku ini?.

Terkait Bom di Katedral ini Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan agar kasus bom tersebut segera diurus dan diusut tuntas sampai keakar-akarnya. Sehingga dengan begitu harapan kedepan ada efek jera bagi kelompok teroris yang kerjanya menerbarkan teror terhadap masyarakat dan Pemerintah Indonesia.

Tugas pengusutan ini secara langsung ditunjukan perintahnya kepada Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo. Hingga kini polisi masih terus melakukan perburuan terkait sindikat teroris yang terjadi pada hari Minggu 28/3/2021 pagi.

Kejadin memalukan sekaligus memilukan ini harus segera dibasmi sampai keakar-akarnya. Oleh karena itu perintah Presiden agar diusut sampai keakar-akarnya maupun jaringan sindikat tersebut sangat tegas, tepat dan mantul.

"Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai keakar-akarnya" ujar Presiden Jokowi saat menyatakan perintahnya pada Minggu sore. Sumber: youtube: sekretariat presiden minggu 28/3/2021.

Bagaimanapun Negara tidak boleh kalah dengan para begundal dan para Radikalisme seperti Teroris, ISIS, HTI, FPI sang musuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka adalah para ormas yang bertentangan dengan dasar Ideologi Pancasila sekaligus membahayakan bagi keutuhan NKRI.

Apapun motifnya, jelas tindakan teroris tersebut tidak dapat dibenarkan di seluruh Dunia baik secara Agama maupun secara hukum serta tanpa dasar apapun sehingga bertentangan dengan UUD 45. 

Bangsa Indonesia seharusnya bersyukur dan bangga pada Pemerintahan Indonesia. Pasalnya, ormas terindikasi Radikalisme sudah dibubarkan satu demi satu. Hal ini guna mengantisipasi bahwa doktrin teroris sesat tersebut dapat merusak tatanan Negara terlebih menimpa pada masyarakat awam.

Agama manapun jelas mengajarkan kedamaian dan ketentraman berbangsa dan bernegara. Agama manapun sangat mendukung pada pemerintah didalam membasmi terorisme. Sehingga jika perbuatan melawan, memberontak dan merongrong NKRI dengan bom, maka jelaslah bahwa Bom bunuh diri bukan jihad tapi jahat. Bom bunuh diri bukan mati syahid tapi mati sangit.

Saya paham sekalipun ormas-ormasnya sudah dibubarkan sudah ditenggelamkan oleh Pemerintah sejak beberapa tahun lalu, namun doktrin dari pada arwah teroris dan radikalisme ini tetap masih bergentayangan. Mereka menyublim dan berbaur serta tumbuh subur ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Olehkarenya kita harus waspada terhadap doktrin keras dan sesat ini. Mereka adalah kelompok yang mengajarkan atas nama Agama sebagai dalih jihad didalam mencuci otak para simpatisannya.

Saya setuju dengan kecaman-kecaman atau kutukan-kutukan keras terkait insiden pengemboman Gereja Katedral Makassar. Seperti Menteri Agama Gus Yaqut dan para tokoh Nasionalis lainnya yang tidak rela NKRI dirusak oleh para begundal teroris sang musuh semua Agama dan sang memberontak NKRI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline