Lihat ke Halaman Asli

Pesta Kacang Lewohala

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PESTA KACANG LEWOHALA

Matarau Salverius

I.Definisi

Pesta kacang Lewohala merupakan puncak seremonial adat Lewohala yang mencakup 5 suku/ ras besar yang tersebar pada 7 desa di Ileape.Acara ini juga merupakan hari pemberian makan para leluhur (pemula) yang mencanangkan bagaimana pembentukan hidup bersama dalam asas kekeluargaan, kerukunan. Persekutuan kelima petinggi suku besar dalam satu persekutuan adat Lewohala yang terpusat di bawah sebuah lembah gunung Ileape.

Kelima suku tersebut antara lain:

·Suku – suku yang menyandang nama belakang Making,

·Suku yang menyandang nama belakang Matarau,

·Suku yang menyandang nama belakang Balawanga,

·Suku yang menyandang nama belakang Lamatapo,

·Suku yang menyandang nama belakang Purek Lolon.

II.Untuk apa pesta kacang di laksanakan?

Pesta kacang di laksanakan agar tetap menjamin keutuhan hidup bersama seperti wala mula sebagaimana yang diletakan sebagai pilar hidup dan kehidupan manusia secara suku dari jaman – ke jaman bahwa dengan dan dalam acara ini anak manusia sudah pasti menyesali perbuatan (jika terjadi) dan memohon ampun sekaligus meminta perlindungan Leluhur (TUHAN/ALLAH) baginya dalam usaha meupun berkarir pada situasi apa saja termasuk menghadapi permusuhan, karena permusuhan adalah “tabuh” dalam hidup dan kehidupan. Tobat dengan menyumpahi diri dengan dan dalam adat adalah suatu suasana yang tidak boleh terjadi karena hukuman sudah pasti akan dialami kapan dan dimana pun kita berada. Wujud menghadirkan nenek moyang/ para Leluhur tadi yang dalam bentuk sebuah batu ceper yang keanggotannya disebutkan namanya masing – masing dalam bentuk gumpalan kapas, yang dalam adat seluruh Ileape disebut “Braha”.

III.Kapan dan dimana pesta kacang Lewohala diadakan.

Dua bulan setiap tahun berjalan yaitu antara bulan Agustus dan September, bisa dilakukan pada akhir Agustus atau dalam bulan September. Kegiatan ini mempuyai dua tahap dan dua sesi dengan selang waktu dua hari.

Tahap I: Suku yang menyandang nama Making, yang didahului oleh pemudi, setelah itu hari berikutnya kaum laki – laki.

Tahap II: Suku yang menyandang nama Matarau, dengan selang waktu sebagaimana suku Making; kaum wanita selalu didahului karena mereka wajib melayani kaum laki – laki dan lebih urgen lagi merekalah ibu rumah tangga/ pembawa rahmat pertama dan utama bagaikan St. Maria Bunda Tuhan – Bunda Iman, Bunda Penebus.

IV.Bagaimana pesta kacang itu diselenggarakan

Secara singkat uraian penyelenggaraan pesta kacang antara lain:

1.Jangka waktu ke 5 suku menyelenggarakan rapat/ kumpulan untuk bersama – sama bersepakat dengan para leluhur masing – masing di rumah adatnya di gunung Ileape dengan jalan menempatkan: Siri pinang dan tuak dengan tujuan kesepakatan, itu bersama Leluhur – Leluhur dari ke lima suku yang menamakan diri: LEWOHALA. Dalam jangka waktu 14 hari, terhitung sejak kehadiran mereka diatas.

2.Dua haru sebelum penyelenggaraan Tahap I, sesi I, aktivitas suku Making sudah dilakukan/ disiapkan. Kacang adat adalah kacang sejenis kacang kedelai kecil yang direbus untuk siap dibagikan kepada semua anak cucu dan kaum Bapa untuk ditaburkan pada waktu/ jam gilirannya masing – masing, (sesuai jadwal/ tahap dan sesi bagi suku – suku. Taburan kacang tadi mengandung makna memberi makan para leluhur secara bersama dan serempak yang didahului dengan pemberian makan para Leluhur oleh :Kakang”/ petugas yang mengetahui betul cara, langkah dan jenis/ menu sesajian, disusul tuak. Sesi kedua, makan bersama berupa nasi beras merah/putih dicampuri kacang nasi, makan dengan menggunakan piring keleka dan sendok dari tempurung. Campuran nasi kacang tadi menandakan kita makan bersama Leluhur/Nenek Moyang. Sedangkan kacang yang ditaburi tadi adalah tanda pemberian makanan pokok para Leluhur. Suku – suku tertentu yang makanan pokok dalam kebersamaan dengan Leluhurnya adalah ubi – ubian, akan tetapi tetap selalu ada kacang seperti suku lain untuk di taburi untuk Leluhurnya. Penerangan yang dipakai oleh suku – suku making untuk saling mengunjungi (walaupun kegiatan ini di lakukan pada siang hari, tapi di rekayasa sebagai malam hari; sesuai situasi para Leluhur dahulu) adalah daun kelapa. (tidak di perbolehkan menggunakan daun lontar, karena pada masa itu, yang tumbuh di sekitarnya adalah hanya kelapa, tidak ada daun lontar ). Kunjungan saling – timbal balik dan suku pertama yang harus masuk terlebih dahulu adalah suku Domaking. Selepas itu menyusul suku – suku lainnya.

V.Pemeran dalam Pesta Kacang

Pemeran dalam pelaksanaan pesta kacang dapat dikelompokkan dalam tiga tahapan pelaksanaan.

1.Perencanaan, oleh kelima orang yang adalah Buii/BRUI – anak sulung (harus) dari masing – masing kelima suku besar, bukan kepala suku. Kepada merekalah diberitahukan jadwal pesta kacang untuk di teruskan kepada seluruh anggota dari masing – masing rumpun suku termasuk pelayan anggota suku secara nenek moyang – Kewinay.

2.Pelaksanaan. (a). tempat pelaksanaan penghamburan kacang, pertanda pemberian kepada para Leluhur adalah di atas Neppi/Koke Bale, sebelumnya semua sajian (makanan dan air “kudus – Keru Baki” telah di tempatkan di pojok kanan setiap rumah adat masing – masing suku. (b). pemeran: Kakang; petugas pembuat adat,Kewinay; pelayan suguhan – sesajian bersama leluhur maupun pesta makan kacang, Sawaoro; protocol penghambur sajian untuk para Leluhur.

3.Pembubaran. Pembubaran dilakukan setelah suku Matarau menyelenggarakan acaranya yang di umumkan oleh Sawaoro. Acara yang di maksud adalah Ellu Wello – peperangan yang diwujudkan melalui berburu bersama. Sebelum Ellu Wello di lakukan, wajib terlebih dahulu dengan pembagian kelapakering (kopra) yang sudah di bakar kepada semua suku tanpa kecuali. Mengapa harus kelapa kering di bakar sebab menurut Leluhur sangatlah cocok menjadi makanan anjing buruan dan mempertajam penciuman mangsa buruan.

Kakang, dan Kewinay dapat kembalike kampung/sukunya masing – masing setelah satu hari acara selesai untuk menyelesaikan tugasnya; menghantar kembali Leluhur ke tempatnya semula. (Semua Nenek Moyang di hadirkan dalam bentuk batu ceper yang keanggotaannya di sebutkan namanya pada Braha.

VI.Penutup

Demikian artikel yang membahas pesta kacang Lewohala. Bila terdapat kekeliruan mohon kritik dan sarannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline