Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Puisi | Membelenggu

Diperbarui: 10 Oktober 2025   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)

Sepi itu membelenggu
sepi itu warna abu-abu 
sepi itu batu 
sepi itu kaku

Telah membelenggu kaki di jalan sepi 
berusaha berlari seperti kaki membawa besi 
menoleh ke kiri dan ke kanan jalan terasa mati 
tetapi tidak ingin berhenti

Sedang berlari membawa belenggu 
belenggu berasal dari kepalaku 
ketika pikiran terasa buntu 
aku ingin segera belenggu cepat berlalu

Belenggu karena sepi 
tinggal suasana diganti 
belenggu karena perbedaan 
tinggal mengingatkan kelahiran 

Sungailiat, 10 Oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline