Lihat ke Halaman Asli

Rumahdokumenter

Rumah produksi pendidikan dan jejaring film

Ketagihan Resep Dendam dari Hollywood

Diperbarui: 23 Mei 2019   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Natalie Portman, dalam The Proffesional (1994) - favim.com

Rasa dendam itu abadi dalam kacamata industri film. Rasa dendam itu penuh kalkulasi ekonomi. Silakan menyirami rasa dendam, dan menumbuhkannya, itulah bagian dari bagaimana menjual dunia hiburan. Rasa dendam, itu harus tuntas ! Mungkin ini yang diharapkan dari sekian banyak film yang belakangan tayang di bioskop. 

Tengoklah mega box office The Avengers And Game, John Wick atau yang lain. Rasa dendam yang abadi, kekal sepanjang jaman. Inilah resep industri Hollywood. Atau, memang ini rasa yang paling diminati oleh penonton. 

Ibarat bumbu masak, rasa dendam itu lebih dominan seperti halnya ketika saya memasak sayur yang terlalu asin karena kebayakan garam, atau menyeduh teh manis dan kebanyakan gula atau yang lain. 

Atau dengan kisah yang lebih sederhana. Ada gadis kecil, bernama Matilda (Natalie Portman). Yang ini bukan gadis kecil yang diseberangkan gerimis, sosok rekaan Sapardi Djoko Damono. Yang ditangan kanannya memegang payung, di tangan kirinya mengibas kan tangis.

Namun Matilda adalah gadis kecil, sosok rekaan karya sutradara Luc Besson. Ia belajar memegang pistol genggam dan senapan ala sniper dengan keker. 

Sebagai sineas dengan ideologi new left nya Perancis, Luc Besson cukup cerdas untuk mereka-reka  kisah tentang rasa dendam Matilda, yang keluarga besarnya dibunuh oleh polisi yang korup, bernama Stansfield (Gary Oldman). 

Lantas, dengan celengan keramik berisi tabungan uang receh nya Matilda berteman dengan Leon (Jean Reno), sang pembunuh bayaran. Dengan meminjam tangan Leon inilah, Matilda menuntas kan rasa dendamnya. Itulah rasa dendam dalam film Leon The Professional (1994)

Seorang anak penuh amarah dan dendam. Itulah gambaran paling ekstrem dari Hollywood. Mau dikata apa . Ragam film dengan dendam itu laris loh. Demikian apologi para produser. Entah terminologi yang dipakai dari perspektif mana. Suka tak suka, seperti itu. Dendam penuh darah dan kebengisan itu sah. 

"Rasa dendam itu abadi dalam kacamata industri film. Rasa dendam itu penuh kalkulasi ekonomi."

Resep itu bernama dendam. Sejarah ideogis film, memang berliku. Tahun 1960-an, setidaknya ideologi industri hiburan Eropa Amerika, lebih menonjolkan film yang berelasi dengan gerakan perubahan, politik dan new left movement. 

Politik perjuangan jaman, itu wajah ideologi pada saat itu. Atau, ketika menengok era selanjutnya 1970-an, lebih didominasi oleh pergulatan antara yang liberal dan konservatif. Tidak salah tentunya, ketika film semacam Rocky, Star Wars atau Superman mulai menyuguhkan rasa baru.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline