Lihat ke Halaman Asli

Rosa Amelia

Mahasiswa

Mengkritisi Penggunaan Bahasa Sarkasme pada Media Sosial di Instagram

Diperbarui: 2 Juni 2023   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Jika kita berbicara tentang media sosial tentu itu tidak terlepas dari bahasa yang digunakan oleh para penggunanya. Bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan diri atau mengungkapkan perasaan serta bahasa juga digunakan sebagai alat komunikasi dan beradaptasi sosial. Sedangkan bahasa yang digunakan di media sosial itu sangat beragam. Mulai dari bahasa formal informal bahasa baku dan bahasa tidak baku.

Namun akhir-akhir ini banyak terjadi penyimpangan bahasa di media sosial bahkan penyimpangan itu sering merugikan pihak-pihak tertentu. Itu dikarenakan saat ini banyak bermunculan fenomena penggunaan bahasa yang tidak santun bahkan mengarah pada sarkasme pada media sosial banyak ditemukan. Bahasa juga sangat berperan penting dalam perkembangan media sosial. Dalam pengaplikasian media sosial kita menggunakan bahasa sebagai bentuk informasi dan komunikasi kita tidak boleh menjaga orang lain dengan kata-kata/bahasa yang tidak sopan bahkan cenderung kasar seperti yang sering kita temui dalam sosial media di Instagram, yang sering menghujat dengan bahasa yang sangat tidak sopan bahkan cenderung kasar.

Tulisan yang berisi caci-maki, cemoohan, dan merendahkan orang lain sangat mudah ditemukan dalam akun sosial media yang disampaikan secara terbuka kepada khalayak. Media massa sebagai sarana komunikasi sering sekali dimanfaatkan orang-orang untuk menyampaikan pendapat yang lebih pada bersifat hujatan terhadap seseorang atau selebritis. Bahasa yang dikenal dengan bahasa kasar dan tidak sopan itu lebih dikenal dengan istilah bahasa sarkasme. Bahasa sarkasme dapat bersifat ironis yang mana pemakaian bahasa sarkasme dapat menyakiti perasaan seseorang baik bahasa secara lisan maupun secara tulisan.

Kebebasan dalam bersosial media menjadi tantangan bagi setiap orang karena sulitnya pengendalian untuk bermedia sosial yang bijak. Kemajuan teknologi memudahkan generasi muda dan remaja untuk berinteraksi dengan internet situs jejaring sosial dan bahasa remaja yang sering digunakan serta digunakan secara luas dan mudah diakses. Perkembangan teknologi berpandangan bahwa bahasa yang keluar dari mulut remaja berbeda-beda, bahkan bahasa yang kotor dan kasar pun tidak jarang dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga terkadang menjadikan seseorang melakukan hal yang kurang mengenakkan yaitu berkomentar sarkasme di sosial media.

Salah satu dampak dari penggunaan media sosial ialah gaya bahasa yang dipakai oleh masyarakat. Nilai-nilai budaya masyarakat sudah mulai memudar salah satunya adalah indikasi adanya bahasa sarkasme dalam penggunaan media sosial. Ciri-ciri penggunaan bahasa sarkasme paling umum dalam media sosial yang mempengaruhi kalangan remaja utamanya, terdapat dua macam yaitu sarkasme secara eksplisit ( langsung atau terang-terangan ) dan sarkasme secara implisit ( tidak secara langsung dan ada makna yang tersirat di dalamnya ).

Ketika remaja sering membuat komentar kasar di media sosial menunjukkan bagaimana para remaja berkomunikasi dengan orang lain di kehidupan nyata. Faktor berikutnya adalah keinginan untuk menekankan eksistensi diri. Remaja yang sering muncul di semua postingan mungkin ingin keberadaannya diakui oleh masyarakat umum. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan namun tujuan mereka adalah untuk mendapatkan perhatian dan pujian publik sehingga mereka dapat memiliki kebahagiaan tersendiri.

Sebagian besar orang mungkin menggunakan sarkasme untuk bahan lelucon belaka, namun tidak jarang kalimat sarkastik dapat benar-benar menyinggung hati orang lain. Cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi sarkasme dari orang lain yang tidak sesuai konteks adalah jawab secara harfiah sehingga dapat mematahkan sarkasme yang dikeluarkan, bersikap tidak peduli, mengabaikan dan jangan ditanggapi, serta beritahu dan edukasi untuk tidak bersikap semena-mena dan berkata sarkasme yang tidak seharusnya.

Seharusnya kita sebagai pengguna media sosial bisa bersikap lebih bijak dalam menggunakan bahasa di media sosial terutama di media sosial Instagram jangan sampai bahasa yang kita gunakan bisa menyakiti perasaan orang lain.

Harapan penulis dengan apa yang disampaikan bisa menjadi renungan bagi kita semua, agar dengan terjadinya hal tersebut tidak membuat jati diri bangsa kita luntur karena bangsa Indonesia sudah terkenal sejak nenek moyang kita sebagai bangsa yang santun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline