Lihat ke Halaman Asli

Sam Poo Kong: Napak Tilas Laksamana Cheng Ho, Simbol Akulturasi di Kota Semarang

Diperbarui: 6 Oktober 2025   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Sam Poo Kong

Klenteng Sam Poo Kong, atau yang juga dikenal dengan nama Gedung Batu, adalah salah satu situs sejarah dan wisata religi paling ikonis di Semarang, Jawa Tengah. Tempat ini bukan sekadar klenteng biasa, melainkan monumen yang berdiri tegak sebagai simbol penghormatan terhadap jasa besar Laksamana Cheng Ho (Zheng He), seorang penjelajah Muslim Tiongkok yang disegani, sekaligus bukti nyata akulturasi budaya Tiongkok dan Jawa yang harmonis.

161-68e3a21d34777c46275ba4f2.jpeg

Jejak Awal Mula di Goa Batu

Kisah Sam Poo Kong bermula pada awal abad ke-15. Saat itu, rombongan ekspedisi besar Laksamana Cheng Ho sedang berlayar mengarungi Laut Jawa. Kapal mereka terpaksa merapat ke pantai utara Semarang, tepatnya di daerah Simongan, karena salah satu juru mudi utamanya, Wang Jing Hong (dikenal juga sebagai Kyai Juru Mudi Dampu Awang), jatuh sakit parah.

Cheng Ho kemudian memilih sebuah gua batu yang berada di lokasi tersebut sebagai tempat peristirahatan sekaligus lokasi untuk mengobati juru mudinya. Setelah kondisi Wang Jing Hong membaik, Cheng Ho melanjutkan pelayarannya, namun ia meninggalkan Wang Jing Hong dan beberapa awak kapal untuk menetap dan menyebarkan perdamaian serta mengajarkan berbagai keahlian kepada penduduk setempat, seperti bercocok tanam, berdagang, dan melaut.

Untuk mengenang sosok Cheng Ho yang dihormati, Wang Jing Hong kemudian mendirikan sebuah patung di dalam gua batu tersebut sebagai bentuk penghormatan. Inilah cikal bakal berdirinya Klenteng Sam Poo Kong, yang namanya sendiri diambil dari julukan Cheng Ho, yaitu Sam Poo (Sanbao) atau Tiga Permata.

Gambar Keindahan Arsitektur Sam Poo Kong

Keindahan Arsitektur dan Kompleks Pemujaan

Kompleks Sam Poo Kong yang megah saat ini merupakan hasil renovasi besar-besaran, terutama yang selesai pada tahun 2005 bersamaan dengan perayaan 600 tahun kedatangan Cheng Ho di Pulau Jawa.

Daya tarik utama klenteng ini adalah arsitekturnya yang memadukan unsur Tiongkok dan Jawa. Nuansa merah dan kuning keemasan yang khas arsitektur Tiongkok sangat mendominasi, dengan ukiran halus dan ornamen naga yang memukau.

Kompleks Klenteng Sam Poo Kong terdiri dari lima bangunan utama yang memiliki makna dan fungsinya masing-masing:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline