Lihat ke Halaman Asli

Cerita Anak yang Bangga kepada Orang Tuanya

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang sudah lama kami tidak bertemu, tetapi yang saya kenal Luci adik saya adalah anak manja dengan segudang permintaan yang harus segera dipenuhi. hatinya baik dan selalu ingin membahagiakan orang lain, tetapi sifat tidak sabar, pemarah dan tidak bisa menjaga omongan seringkali membuat saya kesal dan malas bertemu gadis berambut panjang ini.

Namun, siang ini, dari pesan singkat di media komunikasi, dia cukup sabar dan ramah. Sosok yang berbeda yang saya lihat dari mahasiswi semester 6 ini, semua berbalik, sifat buruknya tidak nampak, meskipun kepeduliannya terhadap penampilan masih tidak berubah, tetapi tidak mengganggu.

Akhirnya, setengah hari pertemuan, anak bungsu ini bercerita tentang kekagumannya pada Mama juga Bapak. Kekaguman bukan dari pesan-pesan yang disampaikan dengan berbicara, tetapi dengan perbuatan yang dilakukan dan menjadi kekaguman tersendiri dari sang anak.

Kalau nanti kamu jadi orang tua harus mewujudkan mimpi anaknya

"Ma, buat ngambil specialist, biaya masuknya Rp 60juta, trus spp tiap semester Rp 9juta. Gimana Ma?", sebuah sms dari kakak Luci, kuliah di kedokteran dan sebentar lagi lulus.

"Udah, daftar aja Mas, ga pa-pa. yang penting kamu mau jalanin dan emang niat", jawab Mama singkat.

Luci kaget saat itu, menyadari kedua orang tuanya hanyalah guru sekolah di sebuah kota kecil. bagaimana bisa memenuhi kebutuhan biaya itu. "Ma, yang bener, dari mana uangnya?"

"De, kalau kamu suatu saat jadi orang tua, kamu harus mengatakan itu. Percaya saja pasti ada jalan nanti. Itu tugas orang tua".

Dengan wajah kagum dan bangga, Mama sosok yang menjadi contoh buat dirinya.

Menolong orang jangan setengah setengah

Luci melihat beras sekarung di rumah. Hari ini masih menikmati liburan panjang semesteran. Beras itu bagus, lebih bagus dari beras yang ada untuk makanan sehari-hari di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline