"Baaa... Ciluk Baaa... Baa" Suara tetangga sebelah rumah sedang menimang cucunya
Tak lama disusul suara tawa bayi terus dan berulang-ulang
Kita saling menatap entah apa yang ada di kepala kita masing-masing
Beruntung hujan tak sampai jatuh
Hanya saja seperti ada yang menggores didalam dada
Rasanya begitu perih
Ketika ingin itu tak juga menemui titik temu
Bertahun-tahun dan masih sama rumah ini masih tetap hening
Ingin sekali memberikan seorang bocah kecil lalu memanggil emak dan bapak dengan sebutan kakek dan nenek
Lalu membiar mereka menimang berhari-hari dan tertawa bahagia
Tapi apalah daya manusia hanya dipenuhi rencana-rencana sendiri