Lihat ke Halaman Asli

Rika Apriani

TERVERIFIKASI

Writer, author, blogger. Nama Pena: Zanetta Jeanne. Nomine Best in Fiction - Kompasiana Award 2024.

Kompor vs Air Fryer

Diperbarui: 13 Mei 2025   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com / Marlene Leppänen 

Di dapur yang hangat, terdengar suara sumbang antara dua benda dapur yang sedang... yah, berkompetisi.

Kompor, si senior, duduk di pojokan dengan dua tungku menyala pelan, menghembuskan aroma nostalgia. Sementara di sisi lain, si Air Fryer, si anak baru yang masih mengkilap dan penuh percaya diri, berdiri dengan kabel menjuntai manja seperti model iklan elektronik.

Kompor (berdehem keras): “Zaman sekarang, semua pada suka yang instan. Padahal, akulah yang dulu dipakai Ibu buat masak rendang tiga hari tiga malam!”

Air Fryer (tersenyum sinis): “Oh, Kompi, Kompi... zaman sudah berubah. Sekarang orang butuh cepat, sehat, dan nggak ribet. Coba aja cek TikTok, aku bintang di semua resep!”

Kompor (mendesah dramatis): “Tapi kau tak paham seni memasak. Aroma wajan beradu dengan api. Suara minyak menari. Aku dan spatula, itu duet maut yang sudah tak tergantikan sejak zaman nenekmu!”

Air Fryer (menyalakan tombol digitalnya): “Huh, drama klasik. Aku bisa bikin ayam krispi tanpa minyak. Kentang goreng tanpa bau asep. Dan yang paling penting… tanpa cucian minyak lengket!”

Kompor (nyengir tipis): “Lho, tapi pas listrik padam? Siapa yang tetap bisa dipakai dengan gas tabung? Siapa yang bisa direbus, digoreng, dikukus, bahkan dibakar sekaligus? Aku!”

Air Fryer (mencibir): “Halah, yang masak kamu, yang bersihin siapa? Aku cuma butuh satu keranjang anti lengket. Kamu? Cuci wajan, panci, sendok sayur, dan satu ember minyak gosong!”

Kompor (melotot dramatis): “Tapi masak pakai aku itu pengalaman! Ada cerita, ada proses. Kamu? Cuma pencet tombol, tinggal tidur, pas bangun… TADA! Makanan. Itu bukan masak, itu sulap malas.”

Air Fryer: “Ya namanya juga generasi rebahan, Bang. Kalau bisa gampang, kenapa harus susah? Kamu pikir mereka punya waktu buat aduk-aduk santan tiga jam?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline