Lihat ke Halaman Asli

Solopreneur atau Bermitra: Bukan Soal Siapa Hebat, tapi Siapa yang Mau Bertumbuh

Diperbarui: 29 Juni 2025   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilih Solopreneur atau Bermitra? Ini cara bertumbuh sesuai kebutuhan bisnismu. (Ilustrasi made by Canva/Rika Widiastuti Altair)

"Kadang kita maunya bisa mengendalikan segalanya sendiri. Tapi hidup tak bisa dipungkiri bahwa hidup tak selalu bisa dijalani sendirian."

Aku termasuk pribadi yang nyaman mengerjakan apapun sendiri. Jika perlu bantuan atau harus melibatkan orang lain, biasanya di saat aku tidak punya kemampuan di bidang tertentu. Selain itu, aku juga sangat meyakini bahwa kesuksesan erat kaitannya dengan kemampuan dan kerja keras.

Sebagai content creator, aku terbiasa merancang, mengeksekusi, hingga mempublikasikan semuanya sendiri. Rasanya menyenangkan sekaligus menantang---karena seluruh kendali ada di tanganku. Menjadi solopreneur membuatku bebas menentukan arah tanpa kompromi.

Tapi di balik semua kebebasan itu, tak kupingkiri sering berada di masa-masa berat. Ada rasa lelah yang tak selalu terlihat, malam-malam panjang tanpa jeda, kehabisan ide, dan tak ada teman diskusi saat harus memutuskan atau ragu. Yang paling berat adalah saat semangat meredup tapi tak ada yang menyemangati kembali.

Seiring waktu, aku pun banyak belajar, bahwa dalam banyak hal, terutama bisnis atau dunia usaha, pertumbuhan adalah bukan hanya milik yang paling hebat. Akan tetapi milik yang mau belajar, membuka diri, dan berani bertumbuh, baik secara solopreneur atau pun dalam kemitraan.

Solopreneur atau Bermitra: Antara Kompromi dan Kepercayaan

Aku pernah terlibat dalam proyek kolaboratif untuk kampanye sebuah komunitas. Bagiku yang terbiasa bekerja sendiri tentu awalnya terasa sulit. Selain sedikit canggung, ada rasa takut kehilangan kendali, dan takut hasilnya tidak sesuai harapan karena harus belajar mempercayakan sebagian proses ke orang lain.

Tapi setelah dijalani dan menanamkan kepercayaan pada rekan satu tim, hasilnya ternyata bisa melampaui ekspektasi alias memuaskan.

Dari sini aku mulai berpikir bahwa bermitra itu bukan berarti harus melepas arah, melainkan ruang untuk memperluas cakrawala.

Dengan bermitra, aku bertemu banyak orang dapat mengisi titik lemahku. Ada yang jago di bidang desain, ada yang keren dalam mengelola campaign, ada yang punya jaringan luas, hingga ada yang mampu menjadi penyemangat di tengah lelah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline