Film "Budi Pekerti" adalah salah satu karya film yang mengangkat nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Film ini disutradarai oleh Wregas Bhanuteja, rilis pertama kali pada 9 September 2023 di Festival Film Internasional Toronto, kemudian pada 25 Oktober 2023 ditayangkan di Jakarta Film Week (JFW) dan tayang di bioskop pada 2 November 2023. Film "Budi Pekerti" juga tayang di platform streaming yaitu Netflix pada 21 Maret 2024. Film ini mengusung genre drama keluarga yang penuh pesan positif dan dapat dijadikan inspirasi. Dengan durasi sekitar 110 menit, film "Budi Pekerti" mengajak penonton untuk merenungkan pentingnya sikap dan perilaku yang baik dalam membentuk karakter seseorang. Penonton dapat merasa terhanyut dalam kisah yang diceritakan karena relevan denggan keadaan era digital di Indonesia.
Sejak awal menonton film ini langsung dapat menarik perhatian lewat penggambaran kehidupan tokoh utama yang profesional. Penggunaan latar Yogyakarta yang sederhana namun dikerjakan dengan detail dapat menambah keaslian dan kedekatan emosional dengan penonton. Dalam film ini membuka suasana keluarga yang hangat namun dapat berubah secara perlahan karena kecerobohan penggunaan media sosial. Penonton akan merasakan kegelisahan dan tekanan yang dihadapi tokoh utama. Beberapa dampak buruk media sosial digambarkan secara nyata, membuat penonton merenung tentang betapa rapuhnya reputasi seseorang di era kemajuan teknologi.
Penggunaan dialog berbahasa Jawa menambah kekayaan budaya dan keotentikan cerita, sehingga menjadikan film ini terasa dekat dengan realitas masyarakat sehari-hari. Selain itu, tampak kekuatan isi film yaitu dari kritik sosial mengenai pentingnya bijak berkomentar di media sosial tanpa menggurui. Film ini bukan hanya kisah tentang keluarga tetapi cerminan problematika sosial yang sangat relevan di Indonesia sampai saaat ini.
Film Budi Pekerti mengangkat tema tentang dampak media sosial terhadap kehidupan, tidak hanya pribadi tetapi juga menyangkut keluarga. Hal tersebut khususnya dalam konteks profesi guru di Indonesia. Tokoh utama dalam film ini berprofesi sebagai guru namun kehidupannya terancam saat menjadi korban perundungan digital akibat video perselisihannya di pasar viral di media sosial. Hal ini sangat relevan dengan fenomena sosial saat ini, rekaman singkat di media sosial dapat menghapus reputasi dan pengabdian seseorang dalam sekejap.
Film ini menampilkan keindahan dan keotentikan Yogyakarta mulai dari pasar tradisional, sekolah, hingga destinasi wisata lokal seperti Tebing Breksi. "Budi Pekerti" merupakan film yang kuat dengan elemen cerita yang relevan, penokohan mendalam, penyutradaraan personal, serta sinematografi yang autentik. Dengan adanya berbagai elemen film yang cocok dengan jalan cerita, film ini berhasil menjadi refleksi sosial dan penghormatan bagi profesi guru, sekaligus pengingat pentingnya bahaya perundungan digital di era majunya teknologi.
Akting tokoh utama yang dibintangi oleh Sha Ine Febriyanti tampil memukau membawakan karakter dengan kuat yang menghadapi tekanan sosial beserta keluarga akibat insiden viral. Aktingnya mampu menyampaikan berbagai emosi kompleks mulai dari kekalutan hingga ketegaran tanpa berlebihan, sehingga terasa nyata dan mengundang empati. Penggunaan Bahasa Jawa dan ciri khasnya dalam bertutur membawakan kesan natural tanpa paksaan.
Namun, film "Budi Pekerti" kurang menyoroti sudut pandang lain, hanya fokus pada sudut pandang tokoh utama, sehingga kurang mengeksplorasi sudut pandang lain yang terlibat dalam konflik. Karakter tokoh utama hampir selalu berada dalam tekanan tanpa jeda, membuat suasana film terasa berat dan menekan dari awal hingga akhir. Hal tersebut, dapat menyebabkan sebagian penonton merasa lelah secara emosional. Selain itu, beberapa adegan terutama menjelang akhir film, tidak memberikan resolusi yang benar-benar tuntas bagi penonton yang mengharapkan penjelasan atau penyelesaian yang lebih jelas. Film "Budi Pekerti sangat direkomendasikan bagi penonton yang ingin menyaksikan film dengan pesan sosial kuat dan akting yang mendalam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI