Saya tinggal tidak jauh dari pasar Serangan Yogyakarta, kira-kira hanya berjarak sekitar 1km. Biasanya saya menyempatkan belanja ke pasar ini 1 minggu sekali untuk membeli berbagai sayuran dan lauk mentah. Saking banyaknya barang belanjaan saya, terkadang hampir membuat saya sedikit susah berjalan. Tapi saya suka belanja ke pasar tradisional ini karena disana saya bisa melihat kehidupan masyarakat kecil yang penuh dengan toleransi, kesederhanaan serta transaksi jual beli yang tak ada hentinya di setiap sudut pasar.
Pasar Serangan Yogyakarta (dok.pri)
Pasar Serangan terletak di Jalan RE Martadinata, Wirobrajan, Yogyakarta, tepatnya berada di sebelah timur perempatan Wirobrajan. Pasar ini berada di sisi utara jalan RE Martadinata, tepatnya sebelum jembatan yang menghubungkan lalu lintas dari Wirobrajan menuju Ngabean. Pagi itu, saya diantar suami untuk belanja ke pasar Serangan. Pagi yang tak seperti biasanya, berkabut dan penuh dengan hawa dingin menemani perjalanan kami menuju pasar. Sesampainya di pasar, mata saya mendadak ‘segar dan agresif’ untuk segera memburu berbagai sayuran hijau dan cabe merah yang menggoda selera. Sebelum masuk ke area masuk pasar, kami disambut dengan deretan becak tradisional dimana Bapak-bapak pengayuh becaknya sedang asyik bersenda gurau dengan masyarakat pasar yang lainnya. Aroma sayuran segar, aroma ikan dan daging yang khas, hiruk-pikuk penghuni pasar serta tawar-menawar harga merupakan fenomena yang selalu saya saksikan disana, tak berbeda dengan pasar yang lainnya.
14190470931763956468
Deretan Becak memenuhi bagian depan dan samping Pasar Serangan (dok.pri)Inilah yang membuat banyak orang sangat selalu merindukan pasar tradisional, terutama di pasar Serangan Yogya ini. Ratusan orang mengerumuni pasar ini setiap harinya. Pada dasarnya, di pasar manapun, termasuk di pasar Serangan ini, ada 2 aktivitas mutualisme yang dapat kita saksikan, yaitu penjual yang menawarkan dagangannya serta pembeli yang mencari bahan kebutuhannya. Aktivitas di pasar ini sudah menjadi ‘budaya tradisional’ yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat di Yogya.
SESI REVIEW SAMBIL BERBELANJA RIA DI PASAR SERANGAN
BAGIAN DEPAN PASAR
Saat berada di pasar serangan, antusias para pedagang untuk menawarkan barang dagangannya sangatlah kuat. Entah laku atau tidak, mereka hampir tak pernah lelah untuk melakukan promosi. Area ini berlantai konblok sehingga tidak akan becek lagi saat diguyur hujan.
14190451591682624996
Hirup Pikuk Bagian Depan pasar (dok.pri)Deretan pasar bagian depan dipenuhi oleh pedagang sembako, seperti minyak goreng, garam, gula, teh, berbagai bumbu masak, pisang, bawang, cabe dll. Ada juga yang berjualan jajanan pasar seperti kue leker, jenang gempol, jenang sumsum dll. Pedagang disini kebanyakan ramah dan lebih serunya lagi, mereka selalu beraksi saat diambil gambarnya. Berikut penampakannya :D
1419044964588292414
Semangat Seorang Pedagang Pisang saat difoto (dok.pri)1419044758761877567
Kesibukan Seorang Pedagang cabe dan Sembako di Pasar Serangan (dok.pri)BAGIAN DALAM PASAR
Sebelum memasuki area dalam, setiap pengunjung pasar disambut oleh tulisan “SUGENG RAWUH” atau jika dalam Bahasa Indonesia artinya “Selamat Datang”.
14190453241297234387
TulisanDi pintu masuk pasar ini kembali terlihat pedagang spesialis penjual makanan tradisional seperti jenang monte, tahu bakso, aneka kue, lemper dan jajanan pasar lainnya. Maju sedikit, terlihat seorang nenek yang masih bersemangat untuk melayani pembeli jajanan tradisionalnya berupa gatot, tiwul, gethuk, ketan bubuk serta lopis.
14190454911261286434
Salah seorang penjual Gatot Tiwul di dalam pasar Serangan (dok.pri)Ehhhmmm biasanya orang Jogja suka jajanan pasar seperti ini, yang bahan dasarnya tak lain adalah dari ketan, ketela dan dilengkapi dengan manisnya gula jawa yang bikin ketagihan. Area bagian dalam pasar ini berkeramik, sedikit terlihat bersih dengan warna kremnya.
14190456982506309
Suasana di dalam pasar serangan (dok.pri)Menuju ke belakang lagi, terlihat beberapa penjual menawarkan lauk tradisional dan murah meriah, seperti tempe kedelai, tempe koro, tempe benguk, gembus, tahu dan sebagainya. Lumayan menggoda selera, apalagi saya pecinta tempe koro sehingga tidak tanggung-tanggung saya selalu beli dalam jumlah banyak untuk lauk maupun camilan di rumah.
BAGIAN BELAKANG PASAR
Sesampainya di ujung, ada belokan ke kiri dan inilah area paling belakang dari pasar ini. Tidak banyak pengunjung yang menginjakkan kaki sampai di area ini. Lantainya terlihat lebih kotor dari yang area sebelumnya. Penjualnya juga tidak banyak.
14190458461119127966
Bagian Belakang Pasar Serangan (dok.pti)14190459281175288872
Seorang Penjual di Bagian Belakang Pasar Serangan (dok.pri)Di sini, beberapa pedagang menjual kwetiaw mentah, kecambah, cacah pepaya mentah, cacah gori, daun pepaya, kluwih dan berbagai sayuran lainnya. Ada beberapa sudut yang terlihat kumuh dan tak terawat sehingga menimbulkan kesan kotor bagi yang melewati area ini.
BAGIAN SAMPING PASAR
Setelah keluar dari area belakang, sampailah kami di area samping pasar yang sudah berada di luar bangunan pasar (outdoor). Saat menginjakkan kaki keluar, terlihat seorang pedagang yang menjual aneka macam tahu yang sudah digoreng.