Lihat ke Halaman Asli

Ria Mi

Menulis memotivasi diri

Puisi: Kopi dan Hujan

Diperbarui: 5 Desember 2020   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kopi dan Hujan


Oleh: Riami

Hujan telah mengorbankan dirinya
Untuk dicincang menjadi diksi
Sesuai yang penyair mau
Dia tak berontak diumpamakan apa saja

Tetap jatuh dan memeluk
Dada bumi yang ringkih
Sementara kopi makin menyusut
Dalam seruputan luka sayatan

Kepulnya tak bisa membendung
Aliran darah di hulu hujan
Yang dirajam pilu malam
Tersisa ampas kepedihan mendalam

Jangan tanyakan seperti apa
Pahitnya kopi yang disesap
Luka menganga dan anyir
Darah hujan deras semalam

Bukit Nuris, 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline