Oleh: Riami
Hujan telah mengorbankan dirinya
Untuk dicincang menjadi diksi
Sesuai yang penyair mau
Dia tak berontak diumpamakan apa saja
Tetap jatuh dan memeluk
Dada bumi yang ringkih
Sementara kopi makin menyusut
Dalam seruputan luka sayatan
Kepulnya tak bisa membendung
Aliran darah di hulu hujan
Yang dirajam pilu malam
Tersisa ampas kepedihan mendalam
Jangan tanyakan seperti apa
Pahitnya kopi yang disesap
Luka menganga dan anyir
Darah hujan deras semalam
Bukit Nuris, 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!