Penggunaan teknologi semakin berkembang pesat di berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali dalam dunia kesehatan. Kebutuhan masyarakat akan layanan medis yang cepat, mudah, dan akurat mendorong lahirnya berbagai inovasi digital. Salah satu inovasi yang kini mendapat perhatian besar adalah penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam layanan konsultasi kesehatan. Di tengah tantangan keterbatasan jumlah tenaga medis dan tingginya jumlah pasien, pemanfaatan teknologi ini menjadi langkah alternatif untuk membantu menjawab berbagai permasalahan pelayanan kesehatan yang ada saat ini.
Konsultasi kesehatan dengan dukungan AI memberikan peluang bagi masyarakat untuk memperoleh informasi medis awal tanpa harus mendatangi fasilitas kesehatan secara langsung. Dalam praktiknya, sistem AI bekerja dengan cara memproses keluhan pengguna berdasarkan input gejala yang diberikan. Selanjutnya, sistem akan menganalisis data tersebut dan memberikan saran awal atau kemungkinan jenis gangguan kesehatan yang dialami. Teknologi ini banyak diterapkan dalam bentuk aplikasi kesehatan yang mudah diakses melalui perangkat seluler.
Keuntungan utama dari penggunaan AI dalam konsultasi kesehatan terletak pada efisiensi dan ketersediaannya yang tinggi. Sistem ini dapat diakses kapan saja, tanpa terbatas oleh jam praktik dokter. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah dengan akses layanan kesehatan yang terbatas, kehadiran teknologi ini sangat membantu. Selain itu, AI mampu melayani banyak pengguna sekaligus, sehingga tidak ada antrean panjang seperti pada layanan konvensional. Sistem juga bisa memberikan saran yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat kesehatan atau keluhan sebelumnya. Kecepatan respon dan kemudahan penggunaan menjadi nilai tambah bagi masyarakat yang ingin mendapat informasi medis dengan cepat.
Contoh konkret dari pemanfaatan AI ini dapat ditemukan dalam berbagai platform, seperti Ada Health, Halodoc, dan Babylon Health. Aplikasi Ada Health, yang dikembangkan di Jerman, menyediakan fitur analisis gejala berdasarkan pengetahuan medis yang dikembangkan oleh dokter dan ilmuwan. Pengguna cukup memasukkan informasi seputar kondisi tubuh dan gejala yang dialami, kemudian sistem akan memberikan perkiraan penyakit dan saran langkah berikutnya. Di Indonesia, Halodoc telah menerapkan fitur serupa untuk menyaring pertanyaan pengguna sebelum menghubungkan mereka dengan dokter secara daring. Hal ini membantu mempercepat proses konsultasi dan mengurangi beban kerja dokter dalam menjawab pertanyaan umum.
Namun, penggunaan AI dalam bidang kesehatan tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu hal yang patut diperhatikan adalah keterbatasan sistem dalam memahami konteks emosional dan psikologis pasien. AI tidak memiliki empati dan tidak mampu menangkap nuansa penting dalam komunikasi yang biasa dilakukan antara pasien dan dokter. Selain itu, hasil analisis yang diberikan sangat bergantung pada informasi yang dimasukkan oleh pengguna. Jika data yang dimasukkan tidak akurat atau tidak lengkap, maka hasil yang diberikan bisa saja keliru dan menyesatkan. Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk tidak sepenuhnya percaya atau bergantung pada hasil dari AI, terutama jika menyangkut masalah kesehatan yang serius.
Tantangan lainnya adalah aspek keamanan data pribadi. Informasi kesehatan merupakan data yang sangat sensitif dan harus dilindungi. Pengembang aplikasi kesehatan wajib memastikan bahwa data pengguna tidak disalahgunakan dan dilindungi sesuai dengan standar privasi dan hukum yang berlaku. Jika sistem tidak memiliki perlindungan yang kuat, risiko kebocoran data sangat mungkin terjadi.
Oleh karena itu, meskipun teknologi AI memberikan banyak manfaat, penggunaannya tetap harus disikapi dengan bijak. AI sebaiknya diposisikan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti konsultasi medis secara langsung. Jika hasil analisis AI menunjukkan kemungkinan penyakit tertentu, langkah terbaik tetaplah berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional agar diagnosis yang diberikan benar-benar akurat dan sesuai kondisi yang sebenarnya.
Kesimpulannya, penggunaan artificial intelligence dalam konsultasi kesehatan merupakan bentuk inovasi yang bermanfaat dan membuka akses lebih luas terhadap informasi medis. Namun, teknologi ini tidak sepenuhnya bebas dari kekurangan. Masyarakat perlu memahami bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan penentu utama dalam pengambilan keputusan medis. Dengan penggunaan yang tepat dan tetap berada dalam pengawasan profesional, AI dapat menjadi pendukung penting dalam meningkatkan layanan kesehatan di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI