Lihat ke Halaman Asli

Dr. Renny Tade Bengu

Dosen, Guru, Penulis, Editor, Peneliti dan Pengarang

Amarah Satria Semenjak Rina Ada di Rumahnya

Diperbarui: 6 Maret 2025   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen -- Amarah Satria Semenjak Rina Ada di Rumahnya 

HUJAN masih menggantung. Sebagian ada di kelopak matanya. Di sore itu, hujan turun deras. Suasanya memang lain. Alam tak bersahabat.

Rintik-rintiknya menghantam jendela kamar Satria, seakan ikut memahami amarah yang menggelegak di dadanya.

Bocah lima belas tahun itu duduk di tepi ranjang, tangan terkepal, matanya menatap lurus ke pintu yang baru saja dibantingnya.

Dadanya naik turun, napasnya memburu, sementara dalam hatinya, kebencian tumbuh seperti bara yang siap membakar.

Ia baru saja bertengkar dengan ibu tirinya, Rina. Sejak wanita itu masuk dalam hidupnya tiga tahun lalu, semuanya terasa berubah.

Ayahnya yang dulu penuh perhatian, kini lebih sering membela Rina.

Setiap keputusan di rumah harus melalui wanita itu, seolah-olah ia adalah ratu yang berhak mengatur segalanya.

Dan tadi, hanya karena Satria pulang terlambat akibat latihan bola, ia mendapat ceramah panjang yang berakhir dengan hukuman tak boleh keluar rumah selama seminggu.

"Kamu pikir aku ini anak kecil yang bisa diatur sesuka hati?" geramnya, membanting tas ke lantai.

Amarah itu semakin membuncah saat ia mengingat bagaimana Rina memperlakukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline