Lihat ke Halaman Asli

Rendi YopiTrifando

Mahasiswa Perguruan Tinggi di Yogyakarta

Penataan dan Pemanfaatan Lorong Warga untuk Budidaya Sayur di KTD Sumur Bening, Kampung Bausasran

Diperbarui: 11 Maret 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjugan Tim KKN UKDW saat Expo di Kampung Bausasran (dokpri)

KKN atau kuliah kerja nyata merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan didalam area lingkup masyarakat yang memiliki tujuan sebagai pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa, dengan begitu mahasiswa dapat mengembangkan dan merealisasikan ilmu yang mereka pelajari di kampus sehingga dapat bermanfaat dan digunakan oleh masyarakat. Kegiatan kkn biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 bulan dimana tergantung dari ketetapan universitas, manfaat kkn dapat diperoleh bukan hanya untuk mahasiswa melainkan manfaat tersebut juga dapat dirasakan oleh masyarakat,  pemerintah, dan universitas seperti mahasiswa mendapatkan pengalaman mengenai ilmu, teknologi, dan seni dalam pelaksanaan pembangunan, memperoleh keterampilan dalam merumuskan serta memecahkan persoalan sedangkan untuk masyarakat dan pemerintah yaitu memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga dalam pemecahan masalah pembangunan daerah setempat, tumbuhnya inovasi dan potensi di kalangan anggota masyarakat setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan lewat pemanfaatan ilmu dan teknologi, sedangkan untuk perguruan tinggi dapat memperoleh pengayaan materi kuliah, memperoleh bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan kerjasama degan pemerintah setempat termasuk dengan instasi lain yang berhubungan dengan kegiatan KKN.

Pada awal Januari 2021 mahasiswa-mahasiswi Universitas Kristen Duta Wacana melakukan pengabdian atau kuliah kerja nyata (KKN) di kampung sayur bausasran Yogyakarta. KKN di kampung sayur  bausasran ini dibagi kedalam beberapa kelompok tani seperti KTD Gemah Ripah, KTD Bon Jowi, KTD Bustan Adi, KWT Amanah, Lahan GPP, KTD Manunggal Lestari, dan KTD Sumur Bening. Kelompok 7 yang beranggotakan Ananda, Vinny, Nancy, Feby, Triana, Deny, Natasa, dan Rendi berkesempatan untuk berdiskusi dan berkolaborasi bersama warga KTD Sumur Bening. KTD Sumur Bening merupakan Kelompok Tani Dewasa yang paling muda di kampung sayur bausasran karena baru dibentuk. KTD Sumur Bening merupakan gabungan dari RT 37 dan RT 36. KTD Sumur Bening belum memiliki lahan khusus atau rumah bibit untuk budidaya sayuran sehingga warga masyarakat memanfaatkan lorong dan halaman warga yang kosong untuk menanam sayuran.

Kelompok 7 KTD Sumur Bening melaksanakan dua program utama yaitu penataan kebun sayur terintegrasi dan inisiasi pengembangan ekowisata serta pengembangan aplikasi untuk membantu warga di KTD Sumur Bening. Penataan kebun sayur terintegrasi dilakukan di lorong rumah warga dan di halaman kosong miliki warga sehingga diharapkan masyarakat bisa melakukan budidaya sayuran meskipun di lahan sempit. Inisiasi kampung bausasran sebagai ekowisata dimulai dengan pembuatan spot foto sehingga para pengunjung yang datang bisa mengabadikan momen di kampung sayur bausasran. Pengembangan aplikasi Beningku juga dibuat untuk membantu warga KTD Sumur Bening untuk memonitor tanaman sayur mulai dari waktu pembibitan hingga panen, serta pengaturan jadwal penyiraman yang teratur sehingga bisa dilihat perkembangannya melalui aplikasi.

Selain itu untuk mendukung program utama, masing-masing mahasiswa juga mengadakan program kerja pendukung yang diharapkan juga berkaitan dan bisa bermanfaat bagi masyarakat di KTD Sumur Bening. Program kerja pendukung ini antara lain yaitu pelatihan pembuatan teh telang, pelatihan pembuatan biopestisida daun pepaya, sosialisasi perawatan tanaman yang baik, pembuatan papan penanda lokasi KTD Sumur Bening, penyediaan tempat cuci tangan dan tempat sampah, serta peletakan banner dan poster yang bertema pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Program-program yang telah dirancang dan dilaksanakan ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar KTD Sumur Bening dalam mengembangkan kawasannya menjadi sebuah desa ekowisata agar dapat dikenal oleh khalayak secara luas. Selain itu, dengan adanya program KKN Gemah Ripah ini bisa membuat mahasiswa bahkan masyakarat sekitar untuk ikut berperan aktif dalam penataan dan pemanfaatan lorong warga untuk budidaya sayur di KTD Sumur Bening, Kampung Sayur Bausasran. KTD Sumur Bening ini diharapkan dapat dijadikan sebagai contoh untuk desa-desa lainnya yang belum berkreasi dalam pengembangan desa wisata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline