Lihat ke Halaman Asli

Menilik Implementasi dalam Kebebasan Berbangsa pada Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945

Diperbarui: 26 Mei 2024   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alinea pertama dalam pembukaan UUD 1945, yang menyebutkan "Ketuhanan Yang Maha Esa," telah menjadi penanda penting dalam perjalanan konstitusi Indonesia. Frasa ini bukan hanya sekadar susunan kata, tetapi mengandung makna mendalam tentang semangat toleransi beragama dalam negara yang kaya akan keragaman agama dan keyakinan. Dalam pengertian asalnya, frasa ini dimaksudkan untuk mencerminkan prinsip bahwa walaupun beragam dalam keyakinan, seluruh rakyat Indonesia bersatu dalam rasa persatuan sebagai satu bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Namun, seiring perkembangan waktu dan interpretasi yang beragam, implementasi frasa "Ketuhanan Yang Maha Esa" telah menghadapi tantangan kompleks. Isu utama yang muncul adalah bagaimana menghormati nilai-nilai agama dan spiritualitas sambil juga menjaga hak-hak dan kebebasan individu dalam menjalankan keyakinannya. Sementara agama memiliki tempat yang penting dalam kehidupan banyak warga negara, kebebasan individu untuk memilih dan menjalankan keyakinan mereka juga harus diakui dan dihormati.

Kebebasan berbangsa dan beragama adalah hak dasar setiap warga negara Indonesia yang dijamin dalam Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap tindakan atau kebijakan yang diambil oleh pemerintah maupun masyarakat haruslah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan penghormatan terhadap perbedaan. Peran pemerintah dalam menjaga dan melindungi hak dan kebebasan warga negara tidak dapat diabaikan. Pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menghormati perbedaan keyakinan harus ditekankan dalam masyarakat, sehingga stigma dan ketidakpahaman dapat diminimalisir. Selain itu, penegakan hukum dan pemeliharaan prinsip-prinsip demokrasi harus senantiasa dijaga, sehingga setiap tindakan diskriminatif atau intoleran dapat diatasi dengan tegas.

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa, menegaskan komitmennya terhadap prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Prinsip ini tercermin dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945, yang menyebutkan "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai dasar negara. Seharusnya, hal ini menggambarkan semangat inklusifitas, mengajak setiap warga negara untuk hidup dalam harmoni dan saling menghormati meskipun berbeda dalam keyakinan agama. Namun, dalam prakteknya, implementasi prinsip ini belum selalu mencerminkan harmoni yang diharapkan.

Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, akses terhadap berbagai sudut pandang dan interpretasi agama semakin terbuka. Meskipun ini bisa menjadi kesempatan bagi berbagi pengetahuan dan pemahaman, namun juga dapat memunculkan perbedaan pendapat yang tajam. Tantangan yang dihadapi adalah ketika beberapa kelompok atau individu berupaya menggunakan interpretasi agama sebagai dasar untuk tindakan yang merugikan dan tidak toleran terhadap kelompok lain. Hal ini tidak hanya mengancam keharmonisan sosial, tetapi juga mendorong fragmentasi masyarakat yang dapat menghambat kemajuan dan stabilitas negara. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan semua komponen masyarakat untuk melakukan refleksi mendalam tentang arti sebenarnya dari prinsip "Ketuhanan Yang Maha Esa" dan bagaimana melibatkan semua warga negara dalam membangun bangsa yang inklusif dan berdampingan dengan sejahtera.

Dalam masyarakat yang begitu beragam dalam aspek agama dan keyakinan, penting untuk menghormati dan melindungi hak setiap individu dalam menjalankan keyakinannya tanpa rasa takut atau diskriminasi. Pemerintah harus berperan sebagai pelindung hak dan kebebasan warga negara, mengambil langkah-langkah untuk menghindari penyalahgunaan konsep agama sebagai alasan untuk tindakan intoleran atau diskriminatif. Pendidikan dan pemahaman tentang pluralisme agama dan nilai-nilai demokrasi juga harus ditingkatkan agar masyarakat memiliki persepsi yang benar mengenai kebebasan beragama dalam kerangka persatuan dan harmoni. Kesadaran akan pentingnya menghormati perbedaan agama dan keyakinan harus ditanamkan secara mendalam sehingga setiap warga negara merasa dihargai dan diterima dalam identitas kebangsaan yang beragam.

Sebagai mahasiswa peran kita dalam implementasi kebebasan berbangsa pada alinea pertama Pembukaan UUD 1945 sangat penting karena mahasiswa memiliki peran sebagai generasi penerus dan pengembang bangsa. Mereka harus berperan aktif dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup bangsa, serta meningkatkan kesadaran dan kesetiapannya dalam menjaga kebebasan berbangsa. Dalam hal ini, mahasiswa dapat berperan sebagai pengembang bangsa, mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebebasan berbangsa. Selain itu, mereka juga harus berperan sebagai pembela kebebasan berbangsa, memperjuangkan dan mempertahankan hak-hak bangsa, serta menghadapi ancaman terhadapnya. Dengan demikian, mahasiswa dapat berperan sebagai pengembang kesadaran masyarakat, mengembangkan kesadaran masyarakat tentang sejarah dan makna kebebasan berbangsa, serta menghadapi ancaman terhadapnya. Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam implementasi kebebasan berbangsa sangat penting dan harus diaktifkan untuk meningkatkan kesadaran dan kesetiapan masyarakat dalam menjaga kebebasan berbangsa.

Sumber:

Nurdin, F. S. (2019). Menilik Implementasi Kewajiban Moral Natural Negara Untuk Mengakui, Menghormati Masyarakat Adat Sebagai Entitas Dasar Dari Terbentuknya Entitas Negara. Law Review, 19(2), 119-141.

UTAMA, P. P. P. K. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI ALTERNATIF DUNIA: TELAAH PELAKSANAAN DEMOKRASI INDONESIA-JERMAN.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline