Lihat ke Halaman Asli

Rasawulan Sari Widuri

TERVERIFIKASI

Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Cerita Dibalik Pemilik CV 1001: Inovator Nasi Liwet Instant

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13414830392052304924

[caption id="attachment_199015" align="aligncenter" width="627" caption="dok. pribadi"][/caption]

Tidak Perlu Malu

Sudah hampir 3 bulan ini saya dikejutkan oleh berbagai berita di media tentang adanya nasi liwet instant. Ya, ternyata produk tersebut milik salah satu kakak kelas saya di Politeknik Negeri Bandung. Kang Andris Wijaya. Kembali saya teringat akan kegigihan dia dalam memasarkan beras yang diawali oleh usaha keluarga yang turun temurun.

Kang Andris merupakan putra asli Garut dengan latar belakang keluarga yang mempunyai usaha di bidang penggilingan serta penjualan beras. Pada suatu kali saat saya bermain ke rumahnya di daerah Samarang Garut, maka saya pun disajikan pemandangan persawahan yang sangat luas. Pada kala itu, beras miliknya baru dipasarkan di wilayah Samarang Garut. Tampak beberapa pekerja sedang menggiling padi menjadi beras, serta sebagian sedang melakukan pengepakan guna dijual ke pasar.

Setelah melewati masa kuliah, Kang Andris sempat bekerja beberapa bulan di salah satu perusahaan swasta. Namun ternyata meneruskan usaha keluarga akhirnya menjadi tujuan hidupnya. Pada saat saya dan teman-teman bekerja sebagai anakbuah di perusahaan manufaktur di Jakarta, Kang Andris secara rutin pun ke Jakarta untuk memasarkan berasnya. Usaha beras miliknya semakin berkembang tidak hanya di wilayah Garut namun merambah pula ke Ibukota. Ekspansi wilayah istilah bisnisnya.

Tahun berganti tahun dan ternyata usaha beras miliknya semakin berkembang. Satu yang perlu untuk diacungi jempol adalah tidak adanya rasa malu dari juragan beras ini. Pada saat semua teman-teman telah sukses di karirnya, ternyata Kang Andris tidak malu untuk terus berjualan beras (istilahnya). Bahkan kadang dengan candaan, dia sering bilang bahwa dia hanyalah pengantar beras saja.Tidak ada rasa malu ataupun rendah diri yang ditunjukkan oleh Kang Andris. Bahkan sikap pantang menyerah terus ditunjukka oleh kakak kelas saya ini. Salut !

Inovasi Beras Aroma Buah-Buahan

Ketika saya mulai dicekoki oleh pengertian dari inovasi pada saat menimba ilmu di fakultas ekonomi, ternyata Kang Andris sudah menerapkan hal ini jauh sebelum ini. Inovasi yang dilakukan tentu saja berkaitan dengan usahanya di bidang jual beli beras.

Beberapa pemalsuan merek beras Garut menjadi beras dari Thailand acapkali dijumpai olehnya. Hal ini tentu saja membuatnya miris. Mengingat kualitas beras Garut sangatlah bagus dan rasanya sebagai anak asli garut( Asgar ), tentunya dia tidak ingin kekayaan alam milik wilayahnya diklaim sebagai milik dari negeri orang lain. Namun kecurangan ini tentunya tidak dapat dielakkan di tengah persaingan perdagangan berasa yang sangat ketat.

Beras sendiri sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia mempunyai pangsa pasar yang sangat luas. Namun beberapa oknum acapkali menggunakan kesempatan untuk menjadikannya sebagai bahan pokok yang langka. Akibatnya adalah negara Indonesia yang merupakan negara agraris mau tidak mau melakukan import beras dari negeri tetangga. Kerugian dari import beras ini tentu saja berakibat langsung kepada konsumen dimana konsumen harus menanggung harga beras jauh lebih tinggi dari harga sebenarnya.

Pasar beras yang sudah ketat atau dapat dikatakan berada pada zona red ocean membuat Kang Andris berpikir untuk mengembangkan produk dengan cara yang inovatif. Awal mulanya, inovasi beras miliknya dilakukan dengan membuat inovasi dalam aroma. Ya, aroma buah-buahan menjadi pilihan utama Kang Andris dalam melakukan inovasi produk. Beras yang biasanya tidak mempunyai aroma, mulai dikenal mempunyai berbagai aroma pada era 3 tahun ke belakang. Hal ini didukung oleh banyaknya buah-buahan di Indonesia serta untuk memperkenalkan beras ke wilayah Internasional. Cobalah anda teliti sekali lagi bahwa di buah-buahan Thailand menjadi incaran bagi turis asing. Turis mancanegara sangat menyukai aroma buah-buahan yang segar. Dan ternyata beras dengan aroma buah-buahan ini terbukti mampu menembus pasar Abudhabi. Beras ini acapkali disebut pula dengan istilah aromatic rice.

Inovasi Beras Instant

Diawali dengan keinginan untuk terus memajukan produk lokal, maka Kang Andris terus berupaya untuk berinovasi lagi. Seperti dalam teori orang Jepang mengenai Kaizen (berkelanjutan), maka inovasi pada beras semakin berlanjut dan berkembang. Setelah melalui berbagai tahapan, akhirnya pada tahun 2011, beras instant tercipta oleh tangan kakak kelas saya ini.

Dahulu, mungkin kita tidak akan pernah terpikir untuk membuat beras dalam waktu yang singkat. Inovasi yang dilakukan sebatas pada alat masak yang digunakan untuk membuat nasi. Namun tetap saja nasi disuguhkan dalam keadaan polos dan masih memerlukan proses pengolahan lebih lanjut. Namun saat ini dengan adanya beras instant, kita dapat memasak nasi dalam waktu yang lebih singkat tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Jika dahulu kita mengenal eranya mie instant, maka saat ini mulai berkembang era nasi instant.Nilai lebih dari sisi kepraktisannya sangat cocok bagi semua kalangan yang bergaya hidup simple dan serba cepat. Ada satu hal lagi yang menarik dari beras instant ini. Jika dahulu Garut hanyalah terkenal dengan dodolnya, maka saat ini beras instant mulai dilirik untuk oleh-oleh dari Garut.

Akhir kata, saya hanya berpikir bahwa kita tidak perlu malu pada saat berusaha dan tentu saja tidak boleh ada kata menyerah. Inovasi pun dapat diciptakan kapan dan dimana saja.

Ayo terus berinovasi !

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline