Lihat ke Halaman Asli

Keagungan Dies Irae dan Relevansinya pada Masa Kini

Diperbarui: 25 Mei 2025   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://stringschool.duke.edu/groups/ensembles/youth-symphony

Requiem in D Minor, K. 626 adalah karya terakhir Wolfgang Amadeus Mozart sebelum ia meninggal dunia pada tahun 1791. Karya ini dipesan secara misterius oleh seseorang yang tidak dikenal (belakangan diketahui bahwa pesan ini dikirimkan oleh Count Walsegg), dan Mozart sempat merasa bahwa ia sedang menulis misa kematiannya sendiri. Sayangnya, Mozart meninggal sebelum menyelesaikan Requiem, dan sisanya diselesaikan oleh muridnya, Franz Xaver Sssmayr. Meskipun tidak sepenuhnya ditulis oleh Mozart, Requiem tetap dianggap sebagai salah satu karya paling emosional dan mendalam dalam musik klasik.

Salah satu bagian paling terkenal dari Requiem adalah Dies Irae. Dalam bahasa Latin, "Dies Irae" berarti "Hari Murka", yaitu hari kiamat saat manusia dihakimi oleh Tuhan. Bagian ini adalah bagian dari tradisi liturgi Katolik yang menggambarkan ketakutan akan penghakiman terakhir. Mozart menyusun Dies Irae sebagai gambaran dramatis tentang kekuatan dan ketegangan yang muncul saat jiwa manusia menghadapi akhirat. Lirik dan nuansanya sangat kuat, seolah mengajak kita membayangkan suasana mencekam hari kiamat.

Lembar Partitur Dies Irae - https://mozartschildren.wordpress.com/2011/12/10/10-december-1791-mozart-lives/requiem-dies-irae/

Secara musikal, Dies Irae terasa sangat intens, tidak seperti yang biasanya kita gambarkan di kepala jika mendengar musik klasik. Mozart menggunakan tempo cepat (allegro), ketukan keras dari orkestra (fortissimo), serta paduan suara yang dinyanyikan dengan penuh tekanan dan kekuatan. Musiknya terdengar bagai gelombang api dan ketakutan yang datang tiba-tiba, menggambarkan rasa panik manusia ketika menghadapi amarah Tuhan. Pemilihan nada-nada gelap dan dinamis menciptakan suasana dramatis yang sangat kuat, bahkan bagi pendengar masa kini yang tidak mengerti bahasa Latin sekalipun.

Meskipun dibuat ratusan tahun yang lalu, Dies Irae tetap relevan sampai sekarang. Bagi kita sebagai pelajar, mendengarkan dan memahami musik ini bisa menumbuhkan rasa empati, ketenangan saat merenung, serta kesadaran akan pentingnya kehidupan. Selain itu, musik ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi mereka yang sedang belajar musik, bisa di analisis dari temponya, penggunaan kunci, ritme-ritme yang berubah-ubah dst. Musik klasik seperti ini juga bisa memperluas wawasan budaya dan memperkuat kemampuan berpikir kritis. Siapa tahu, lewat karya Mozart ini, kita jadi lebih bisa menghargai kehidupan dan lebih bijak dalam menjalani masa depan.

Sumber:
https://www.classicfm.com
https://www.britannica.com/topic/Requiem-by-Mozart
https://imslp.org/wiki/Requiem,K.626(Mozart,_Wolfgang_Amadeus)
https://www.oxfordmusiconline.com
https://medium.com/catholicism-for-the-modern-world/mozarts-requiem-music-of-the-divine-d68cc7e17c70

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline