Lihat ke Halaman Asli

Raelita Wahyu

penulis lepas

Stop Mom Shaming Kepada Ibu yang Baru Melahirkan!

Diperbarui: 14 November 2022   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Ibu dan Anak. (sumber gambar: @tablas08 via unsplash.com)

Menjadi seorang ibu, lelahnya tidak ada yang bisa menandingi. Selain mengalami perubahan fisik ketika mengandung, para ibu merasakan sakit ketika melahirkan si buah hati ke dunia. 

Tapi seakan semua itu masih kurang, mereka harus menghadapi komentar-komentar kurang mengenakkan dari orang sekitar yang berujung mom shaming.

Apa itu mom shaming?

Dilansir choosingtheraphy.com, mom shaming adalah sebuah perilaku atau tindakan yang merendahkan, menghakimi keputusan si ibu tentang kehidupannya dan sang anak.

Contoh topik mom shaming yang sering dikomentari meliputi; cara melahirkan normal atau sesar, pilihan menyusui ASI atau Sufor, cara mendidik anak.

Jadi ibu rumah tangga atau wanita karier, perkembangan anak, membanding-bandingkan anak,  bahkan hingga permasalahan penampilan si ibu dan anak.

Mungkin kita sering mendengar atau mengeluarkan komentar-komentar seperti,

"Melahirkan secara sesar mah bukan jihad, nggak kerasa perjuangannya."
"Kok pake Sufor sih? Ntar anaknya hiperaktif lho!"
"Udah punya anak kok masih kerja?"
"Kamu abis melahirkan gendutan ya?"
"Kok anakmu item, nggak mirip kamu?"
"Anakku dulu umur 6 bulan udah bisa terbang, kok anakmu belum ya?"

Komentar di atas terlihat sepele, tapi untuk ditujukan kepada seorang ibu yang baru saja mempertaruhkan nyawa rasanya tidak pantas.

Perubahan fisik dan mental sangat terasa ketika hamil hingga setelah melahirkan. Kadang ketika lelah dan kondisi mental yang tidak stabil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline