Lihat ke Halaman Asli

Kala Ratu Mantu...

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Janganlah mengotori sesuatu agar diri terlihat bersih.”

Ratu yang dimaksudkan disini bukanlah seorang wanita yang memimpin sebuah kerajaan atau isteri seorang raja. Disebut ratu karena kekuasaan dan pengaruhnya yang sangat kuat di kerajaan tersebut, terutama masalah penggunaan uang kas kerajaan. Sang ratu sebelumnya adalah rakyat biasa saja, namunberkat prestasi dan perannya saat membantu sang raja memperoleh gelar tertinggi kesusasteraan membawa wanita ini masuk dalam lingkaran elit istana. Perannya terus menguat dan absolut di sektor keuangan kerajaan.

Dalam setiap panggungnya sang ratu selalu mengumandangkan pengelolaan kas kerajaan yang bersih dan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Selalu berusaha bercitra anti terhadap penggelapan dan manipulasi kas kerajaan. Menuduh, menghukum dan mencurigai setiap aparat. Manajemen Su’uzon adalah satu-satunya pendekatan pembinaan petugas kerajaan. Namun sayang itu hanya topeng karena dalam kesehariannya sang ratu ibarat nelayan yang menggunakan pukat harimau. Aparat kerajaan dioptimalkan perannya untuk melayani sang ratu dan keluarga, bukan rakyat seperti yang selalu dikumandangkan. Tidak peduli apakah hari kerja atau libur, petugas kerajaan harus siap 24 jam melayani. Fasilitas kerajaan mulai bergerak menjadi fasilitas keluarga sang ratu, beberapa kereta kencana dan kuda terkuat kerajaan mulai menghiasi halaman rumahnya. Sang ratu pun ingin tampil mentereng dengan meminta pengawalan khusus dalam setiap aktivitasnya, padahal peraturan kerajaan hanya memberi fasilitas pengawalan pada para menteri kerajaan.

Kehebohan semakin terjadi saat sang ratu mantu…lebih dari seminggu para hulubalang dan pegawai kerajaan diperintahkan untuk membantu persiapan perhelatan tersebut. Mulailah pelayanan kepada masyarakat terganggu, kerajaan sepi karena pegawainya sibuk mengurusi acara ini. Ketidak hadiran petugas di kerajaan disiasati dengan label Surat Tugas Kerajaan sehingga tidak akan dihukum karena mangkir kerja bahkan berhak mendapatkan insentif finansial dan fasilitas dari kas kerajaan.

Oh sang ratu, apa yang terjadi…mau dibawa kemana kerajaan ini? Topeng-topeng itu telah menjalari kerajaan, mari kita lepas topeng-topeng itu. Rakyat butuh tindakan nyata bukan tebaran slogan dan wacana. Rakyat butuh makan, biaya sekolah dan kesehatan bukan hanya angka-angka statistik. Janganlah mengotori sesuatu agar diri terlihat bersih. Bersikap dan prilaku bersih dalam keseharianlah yang membuat diri terlihat bersih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline