Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata merupakan salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan. Bukan hanya itu saja, korupsi dan kebijakan pemerintah yang tidak efektif menjadi salah satu faktor penentu yang cukup krusial.
Menurut data dari BPS, pada pertengahan tahun 2025 angka kemiskinan di Indonesia mencapai 8,47% dari total penduduk. Meningkatnya angka kemiskinan tentunya dibarengi dengan berbagai sektor yang terkena dampaknya.
Tidak hanya bidang ekonomi yang dapat dipengaruhi, tapi juga sosial, pendidikan, kesehatan, bahkan psikologis dapat menjadi dampak dari kemiskinan. Khususnya dalam sektor sosial, berbagai konflik sosial dapat meningkatkan angka kriminalitas di suatu negara.
Salah satu tindak kriminal yang marak di Indonesia adalah judi online atau yang kerap disebut Judol. Judol adalah aktivitas perjudian berbasis internet yang illegal. Permainan tersebut mempertaruhkan materi demi keberuntungan yang bersifat tidak pasti.
Para korban berpikir bahwa ia cukup bermodal kecil bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Akan tetapi tanpa mereka sadari mereka para korban yang paling dirugikan dan pelaku Judol yang paling diuntungkan.
Sulitnya mencari pekerjaan, penghasilan rendah, dan ingin cepat kaya secara instan merupakan beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya Judol.
Walau faktor ekonomi menjadi salah satu faktor utama tingginya korban Judol, akan tetapi terkadang faktor lain juga dapat mempengaruhi. Seperti sektor psikologis dan sosial. Rasa penasaran yang berujung coba-coba atau pelarian kala stress atau bosan dengan aktivitas yang monoton membuat Judol berhasil menjerat banyak korban.
Apabila kita lihat secara garis besar, penyebab Judol itu ada 3 faktor. Pertama, pengaruh lingkungan yang mayoritas merupakan korban Judol. Seseorang yang belum mengenal Judol kemudian ia berada di lingkungan dimana orang sekitar melakukan demikian bisa juga terjangkit apabila ia tidak memiliki pengetahuan mendalam terkait dampak negatif dari aktivitas Judol.
Oleh karena itu, kurangnya pendidikan menjadi salah satu faktor yang bisa membawa seseorang masuk ke dalam Judol ini. Seseorang dengan pendidikan yang kurang dan memiliki daya kreatifitas yang minim akan berpikir bahwa bermain Judol merupakan salah satu cara untuk mendapatkan sejumlah besar uang secara instan.
Selain itu, faktor psikologis dapat menjadi alasan seseorang melakukan Judol. Seseorang yang mengalami stress apabila tidak diselesaikan dengan baik dapat membuat Judol menjadi salah satu pelariannya, serta rasa bosan yang berujung pada penasaran juga dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dunia gelap ini.
Seseorang yang sudah terjerat akan cukup sulit keluar apabila tidak dibarengi dengan niat dan kesadaran penuh untuk berhenti. Sedangkan, apabila ia sudah terjerumus dan terjerat semakin dalam maka akan sangat berbahaya bagi kehidupannya. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan sosial dan psikologis seseorang.