Lihat ke Halaman Asli

Jamur Pena

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Aku dan Maya Wajahmu

Diperbarui: 31 Juli 2025   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu (Sumber: Pinterest)

Aku merindukanmu,
Di antara daun-daun yang luruh, terbang bersama angin,
Di antara bintang-bintang yang meredup di langit malam,
Di balik cahaya mentari yang setia menyapa pagi,
Namun tetap, hanya bayangmu yang kutunggu.

Aku merindukanmu,
Meski terbentang samudra maha luas,
Diterjang badai di tengah gulita lautan,
Hingga batinku terkikis secara perlahan,
Namun di benakku, hanya namamulah yang tertinggal.

Aku merindukanmu,
Tawaku, tangisku, bahagiaku, lukaku
Segalanya luruh, tanpa batas ruang dan rasa.
Aku tak tahu lagi mana bahagia, mana derita,
Yang kutahu aku tak lagi seutuh dulu,
Saat aku milikmu, dan engkau milikku.

Aku merindukanmu,
Seperti Amru Qais merindukan Layla,
Seperti Layla menanti bait sajak kekasihnya.
Dua jiwa saling menunggu,
Hingga waktu mencabut nyawa dalam sepi yang panjang.

Aku merindukanmu,
Haruskah kuteriakkan pada semesta,
Atau kudiam dalam lorong Nirwana?
Telah kusampaikan pada malaikat pencabut nyawa,
Bahwa aku menunggumu,
Di ujung hembusan terakhir yang Tuhan anugerahkan.

Aku merindukanmu,
Di setiap helaan napas,
Di setiap detakan jantung
Yang tak pernah lelah menjagaku tetap hidup.

Sekali lagi,
Aku benar- benar merindukanmu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline