Lihat ke Halaman Asli

Pradipta Danis Hariyanto

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diplomasi Ekonomi Indonesia ke Bangladesh dalam Ekspor Gerbong Kereta

Diperbarui: 14 Mei 2025   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Pradipta Danis Hariyanto

NIM: 151220138

Jurusan: Hubungan Internasional

Kampus: Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Pendahuluan

Bangladesh dan Indonesia memiliki kerja sama yang saling menguntungkan untuk beberapa komoditas, salah satunya minyak sawit. Kondisi Bangladesh yang memiliki penduduk yang besar menjadi salah satu alasan utama Indonesia untuk memperluas pasar ekspor-impor ke Bangladesh. Bangladesh juga memiliki nilai pertumbuhan yang stabil di angka pertumbuhan 6,5% dalam 10 tahun terakhir. 

Perdagangan antar kedua negara ini terus mencapai potensinya dimana perdagangan dengan Bangladesh meningkat 48% antara kurun waktu 2014-2018. Hal ini membuat Indonesia mencoba untuk meningkatkan kerja sama dengan Bangladesh tidak hanya melalui komoditas utama minyak sawit, namun juga berkembang ke sektor industri manufaktur. 

Melalui diplomasi ekonominya, Indonesia berhasil mengamankan kesepakatan untuk mengekspor 250 gerbong kereta ke Bangladesh oleh BUMN. PT INKA tahun 2017 berhasil memenangkan tender untuk ekspor gerbong kereta ke Bangladesh mengalahkan perusahaan manufaktur kereta api dari Tiongkok dan China. Nilai ekspor ini senilai Rp1,4 triliun atau US$100,89 juta.

Alasan Indonesia Tertarik dalam Diplomasi Ekonomi ke Bangladesh dalam Ekspor Gerbong Kereta

Sudah disebutkan diatas bahwa alasan utama Indonesia ingin melakukan perluasan ekspor manufaktur kereta api ke Bangladesh dikarenakan potensi pasar yang besar di Bangladesh. Namun, selain itu terdapat tiga alasan lain mengapa Indonesia tertarik, yaitu diplomasi ekonomi sebagai strategi kebijakan luar negeri Indonesia, kerjasama Preferential Trade Agreement (IB-PTA), dan kesamaan demografi budaya antar dua negara.

Indonesia menggunakan diplomasi ekonomi untuk melindungi dan meningkatkan kepentingan ekonominya, termasuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara non tradisional seperti Bangladesh. Kedua negara juga berupaya menghilangkan hambatan perdagangan dan memperluas akses pasar melalui kerjasama Preferential Trade Agreement yang menjadikan Indonesia semakin tertarik untuk ekspor gerbong kereta ke Bangladesh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline