Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

"Dokter Kok Tidak Memeriksa Saya Seperti Biasa?"

Diperbarui: 26 Februari 2021   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Judul diatas adalah pertanyaan protes pasien cantik usia 30-an tahun yang punya riwayat asma dan asam lambung.

Sudah beberapa tahun ini kalau berobat rutin sebulan sekali, selalu saya periksa sesuai standar memakai wawancara, perabaan, stetoskop dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.

Terkadang dia didampingi suaminya, terkadang sendirian tetapi wajib saya didampingi perawat yang sebagian besar wanita.

"Oh, maaf bu, saya tadi periksa tapi langsung pakai stetoskop saja, kalau meraba belum berani, nanti terkena pasal penistaan agama. " Kata saya.

"Ah, saya tidak keberatan, suami saya juga. " Pengakuan si Pasien.

Tapi saya menjelaskan sebenarnya pemeriksaan memakai stetoskop tanpa perabaan sudah memadai karena saya sudah memeriksa pasien sejak dahulu. 

Lagipula ternyata hak "privillage" tenaga kesehatan di rumah sakit ternyata masih rawan digugat dengan pasal penistaan agama yang menakutkan itu dengan ancaman hukuman 5 tahun. 

Sebelum ada kesepakatan atau fatwah yang berlaku secara pasti, maka memeriksa pasien saat ini untuk wanita saya memilih hati-hati menyentuh pakai kulit ke kulit.

Pemeriksaan pun berjalan sesuai kebutuhan medis dan si pasien menerima.

Sebagai dokter penyakit dalam, ini masih memungkinkan, tetapi anda bayangkan dokter bedah dan kebidanan, bagaimana mungkin tidak menjamah pasiennya pakai tangan. Berapa ribu atau berapa juta kasus penistaan agama terjadi di ruang operasi di Indonesia setiap minggu?

Belajar dari kasus penistaan agama di Pematang Siantar dimana 4 tenaga kesehatan laki-laki memandikan jenazah pasien wanita yang meninggal karena COVID19, diadukan suaminya bulan September 2020, maka kepastian hukum tugas kami di rumah sakit menjadi balik mundur lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline