Lihat ke Halaman Asli

Peter Steve dan Yuniarwati

Universitas Tarumanagara

Kasus eFishery dan Pertaruhan Etika Profesi Akuntan serta Auditor

Diperbarui: 30 April 2025   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.undercurrentnews.com/wp-content/uploads/2020/08/eFisheryFeeder-deployed-at-Farmers-Pond-e1668509596628.jpg?x65225

Startup sering kali dipandang sebagai simbol inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, eFishery adalah salah satu contoh sukses yang berhasil menarik perhatian investor global dengan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dalam sektor perikanan. Namun, di balik pencapaian luar biasa tersebut, skandal keuangan yang melibatkan eFishery menjadi tamparan keras bagi dunia bisnis, khususnya bagi profesi akuntan dan auditor yang seharusnya menjadi benteng terakhir dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas perusahaan.

Kasus ini memunculkan berbagai pertanyaan mendasar: Bagaimana mungkin sebuah perusahaan dengan status unicorn yang telah melalui berbagai proses audit tetap dapat menyajikan laporan keuangan yang penuh manipulasi? Apakah ini sekadar kelalaian auditor, atau justru ada unsur kesengajaan yang melibatkan berbagai pihak? Jika profesi akuntan dan auditor seharusnya menjunjung tinggi etika dan integritas, mengapa skandal seperti ini masih bisa terjadi?

Untuk memahami akar permasalahan ini, mari kita telusuri secara mendalam bagaimana kasus eFishery berkembang, teknik manipulasi keuangan yang dilakukan, serta dampak luasnya terhadap dunia bisnis dan kredibilitas profesi akuntan serta auditor.

Dari Startup Gemilang ke Skandal Keuangan yang Mengguncang 

eFishery didirikan pada tahun 2013 oleh Gibran Huzaifah dengan misi untuk mengoptimalkan industri perikanan melalui inovasi teknologi. Produk andalannya, sistem pemberian pakan otomatis berbasis IoT, menjadikan perusahaan ini sebagai pelopor dalam efisiensi dan digitalisasi sektor perikanan. Berkat inovasi ini, eFishery dengan cepat menarik perhatian investor besar seperti SoftBank, Sequoia Capital, dan Northstar, hingga akhirnya berhasil meraih pendanaan US$200 juta dalam putaran Seri D pada tahun 2023 dan mencapai valuasi US$1,3 miliar.

Namun, seperti banyak startup lainnya, eFishery menghadapi tekanan besar untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Investor menuntut angka-angka yang terus meningkat, dan ekspektasi ini menjadi pisau bermata dua. Alih-alih mengandalkan pertumbuhan organik yang sehat, manajemen eFishery diduga mengambil jalan pintas dengan memanipulasi laporan keuangan agar terlihat lebih mengesankan di mata investor.

Pada akhir tahun 2024, seorang whistleblower dari internal perusahaan mengungkap bahwa laporan keuangan eFishery telah direkayasa untuk menggambarkan kondisi keuangan yang jauh lebih baik daripada kenyataan. Investigasi independen yang dilakukan oleh firma audit forensik kemudian menemukan berbagai teknik manipulasi keuangan yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Bagaimana eFishery Memanipulasi Laporan Keuangan?

 

Manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh eFishery dilakukan melalui beberapa skema kompleks yang bertujuan untuk menyesatkan para investor, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya. Teknik-teknik ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga memperlihatkan adanya strategi sistematis untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline