Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Catatan dari Kematian

Diperbarui: 1 Juni 2021   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ; deichticker.de dalam pinterest.com

Silih berganti orang-orang datang. Sebagian kukenal. 

Mereka mendekat. Menatap. Terdiam. Bibir bergerak, membawa getar lirih dan gugup. Mata seperti larva. Memerah. Ada kaca meleleh. Mengapung di lentik-lentik. 

Lalu mereka pergi. Tertunduk dan terisak. Sampai di ujung pintu berpelukan. Tubuh-tubuh menyatu,  dan berkejat kejat.

sumber gambar ; damonginandes.com dalam pinterest


Aku berbaring. Kadang duduk. Sesekali berdiri. Kudekatkan bibir di telinga mereka. Menyampaikan pesan agar jangan lakukan kebodohan seperti orang-orang yang datang lebih awal.

Tapi kurasa semua telah jadi orang-orang dungu. Tuli, bisu dan keras kepala. 

Tak satupun kata-kataku dipatuhi. Padahal tak pernah letih kuhamburkan ketika mata kami bertatap. Sampai kemudian tak lagi kulihat yang datang. Tak lagi kudengar lirih, getar dan gugup.

Saat yang sial ! Waktu mereka bernyanyi sambil menangis, aku tertidur lelap. Ketika bangun, semua gelap. Sepi. Hanya ada satu cahaya kecil berjalan mendekat. Aku yakin itu bukan mereka--kumpulan orang bodoh yang tadi datang silih berganti.

---

peb31052021

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline