Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com

#2019GantiPresiden dan "Nganu" Politik ala Mardani Ali Sera

Diperbarui: 7 Mei 2018   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: medan.tribunnews.com)

#2019gantipresiden dan "nganu" politik ala Mardani Ali Sera, entah apa yang ada di benak salah satu elit PKS ini, ketika menggelorakan #2019gantipresiden, namun juga bisa saja mendukung Jokowi. Jika demikian, apa beda dengan "nganu" andalan Kompasianer Pebrianov itu. "Nganu" yang banyak diasumsikan sebagai sebuah aktivitas, belum tentu juga demikian. lha ketika  gantipresiden, ternyata juga bisa terbuka mendukung presiden yang ada, apa bedanya dengan nganu, yang bisa ditafsirkan sesukanya.

Gerakan ini masih terbuka termasuk mendukung Presiden  Jokowidodo,lho, apa tidak melongo, mendengar pernyataannya ini. Sepanjang memperjuangkan Pancasila bukan hanya lip service, dan menjadi lebih baik, akan didukung, bisa Prabowo, Joko Widodo, Gatot Nurmantyo, atau Shohibul Imam.

Makin membuat kacau logika berpikir yang masih cukup  normal dengan adanya kampanye #gantipresiden, wong  pasti akan terjadi pemilu dan di sana siapapun boleh menjadi presiden dengan syarat-syarat tentunya. Pertama dicalonkan oleh parpol dengan kursi sejumlah 112 atau jumlah suara nasional 25%, karena partai tidak ada yang mencapai nilai itu, gabungan partai. Itu baru pertama sebagai kendaraan. Kedua tentu dipilih rakyat. Siapa yang menang ditentukan rakyat. Tentu akan ganti presiden, karena ada pemilu.

Ganti itu akan ada pelantikan, karena memang baru. Artinya, siapapun bisa menggantikan presiden sepanjang dua syarat di atas terpenuhi, dilantik di gedung kura-kura, sah. Tidak perlu adanya "kampanye khusus" dengan #gantipresiden. Kampanye ada waktunya nanti.

Hal ini saja belum jelas, bahkan ada insiden, malah ditambah lagi siapa yang memperjuangkan Pancasila. Lha jelaslah semua memperjuangkan Pancasila. Jika tidak berarti melawan dasar negara. Sangat aneh logika berpikirnya. Apalagi ketika menyatakan bisa saja dukungan untuk Jokowi.

Apa yang dilakukan, nampaknya sebentuk upaya memperkenalkan diri kepada khalayak ramai, siapa dirinya. Mengapa, salah satu kandidat yang direkomendasikan PKS adalah pribadi ini. dan dari sembilan, sosok inilah yang paling getol memperkenalkan diri, tentu dengan cara yang sama-sama dipahami.

Menjadi lebih menarik adalah, jika gerakan #2019gantipresiden ini memang meyakinkan jumlah pemilih toh tidak memiliki hak untuk meyalonkan presiden atau wapres. Mereka bukan partai politik ataupun gabungan partai politik, apalagi tidak ada capres independen.

Sebentuk tekanan pada partai politik untuk melirik dengan "reputasi" yang sedang hendak dibangun ini.  Nampaknya susah sendiri karena adanya kepentingan yang masih malu-malu kucing dilakukan ini. Awalnya sangat kentara akan menggantikan presiden Jokowi, ketika banyak pertanyaan siapa sosok itu, bingung. Ada apa Prabowo, pun bukan.

Ketika dua suara cukup siginifikan kuat ini, pun seolah tidak  bagi mereka, mungkin ada alternatif. Pun tidak nyaring terdengar. AHY dengan parpol relatif kuat, pun bukan. Lha kemudian siapa?

Melihat apa yang dilakukan, nampaknya Ali Sera sendiri yang ingin. Namun jelas dengan melihat keadaannya, ia tahu diri. Survey belum pernah memberikan rilis menyebut namanya yang cukup membuat guncangan dunia perpolitikan.

Keterpilihan pun  tidak jauh berbeda dari apa yang dirilissurvey selama ini. Di antara sembilan nama internal PKS sendiri tidak termasuk yang terpopuler, apalagi potensi terpilih.  Jadi ini adalah upaya Mardani untuk mempopulerkan dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline