Lihat ke Halaman Asli

[Arief P.Suwendi]: Denny D.Kustia: I'll Stand by You, Moeldoko

Diperbarui: 25 Februari 2020   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto istimewa/pribadi YKIM

Denny D.Kustia, Ketum YKIM.

KAMI SELALU BERSAMA JENDERAL MOELDOKO !"

Ditengah gonjang-ganjing ujian yang mendera Jend.TNI. Purn.Moeldoko yang saat ini menjabat selaku Kepala Staf Presiden (KSP) RI, tidak membuat goyah para simpatisannya, demikian halnya dengan Denny D. Kustia - Ketua Umum YKIM - Yayasan Kerja Indonesia Maju.

Ada dua hal menarik, menurut Denny,  dibandingkan membahas PT.Jiwasraya, yang terlihat kental politisnya daripada hal lainnya.

"Kami lebih menyoroti 2 hal yang menjadi prioritas diskusi di YKIM, Pertama adalah masih kosongnya posisi Wakil Kepala KSP-RI , Dan, kedua, adalah bagaimana tindak-lanjut pertemuan beliau dengan Wali Nangroe Aceh lalu",kata Denny

Untuk hal pertama, kata Denny,  seperti kita tahu, Presiden Jokowi waktu lalu telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor. 83 Tahun 2019 tentang KSP - Kantor Staf Presiden RI. Dimana diantaranya terbuka posisi Wakil Kepala Staf Presiden (KSP) RI. 

Maka kedepan Moeldoko harus dibantu Waka (Wakil Kepala) yang punya 'chemistry, mempunyai pemahaman luas tentang masalah nasional, punya rekam jejak yang baik dalam segala hal dan Eksekutor Handal atas segala 'policy Jend.TNI.Purn. Moeldoko selaku Kepala KSP-RI.

"Kinerja beliau sebagai Kepala KSP-RI cukup teruji baik selama ini, totalitas dan loyalitasnya kepada Presiden Jokowi Dan bangsa ini jangan diragukan. Maka kedepan, diperlukan Waka yang memahami 'style-kerja Dan mampu menjadi Eksekutor atas segala 'policy-nya", kata Denny lagi

"Waka beliau harus berasal dari TNI-Polri atau Sipil, bang?", Tanya Saya.

"Kalau boleh saya usul, mungkin idealnya dari sipil ya. Sehingga 'balance, Chemistry-nya pun dapat. Tentunya Sipil yang dengan beberapa syarat telah dilalui. KSP-RI pasti punya komponen seleksi jitu, SOP (Standart Operational Procedure)  dan Rekam-jejak calon Waka Itu dari berbagai  sumber. Jadi bukan 'ujug-ujug pengakuan semata atau 'gorengan kelompok tertentu, bukan begitu.  KSP-RI Itu lembaga tinggi Negara, harus punya marwah, baik institusi maupun SDM. Beliau (Moeldoko) paham soal Itu, tidak perlu didikte!", kemudian Denny pamit menerima seluler dari jaringannya di Aceh.

Dalam periode ke-2 presiden Jokowi tahun 2020-2024 mendatang, dilanjutkan Denny kembali, "Pastinya beban kerja KSP-RI akan semakin 'high, maka Wakil KaStaf harus mampu mengimbanginya. Dan tidak menciptakan 'Matahari Kembar' tentunya, karena Jenderal Moeldoko sangat 'njawani. Diam kalau pun tersakiti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline