Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Pentingnya Kolaborasi Dalam Memajukan Pendidikan di Kampung

Diperbarui: 5 Februari 2025   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rapat Pengurus Komite TK PGRI Gandangbatu. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah pekerjaan yang senang dilakukan. Barangkali kalimat inilah yang menginspirasi salah satu sekolah jenjang TK di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja. Semangat untuk tetap belajar di tengah keterbatasan.

TK PGRI Gandangbatu adalah satu dari dua TK yang ada di bawah naungan Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Kabupaten Tana Toraja. Dua TK lainnya adalah TK PGRI Mebali.

TK PGRI Gandangbatu sedang mengalami keadaan di mana seperti anak ayam kehilangan induknya. Beberapa waktu yang lalu, kepala sekolah pada TK tersebut meninggal dunia. Penyelenggaraan pendidikan di sana pun secara otomatis terhenti mengingat selain almarhumah kepala sekolah hanya ada satu guru yang mengajar kurang lebih 30 murid TK.

Selama puluhan hari, tidak ada layanan pendidikan di TK yang berlokasi sekitar 20 km dari ibu kota kabupaten Tana Toraja itu. Apalagi kunci sekolah turut serta dibawa oleh almarhumah. 

Berbekal kondisi yang ada, orang tua murid, tokoh masyarakat, pemerintah desa (lembang) dan pengurus YPLP PGRI Kabupaten Tana Toraja sepakat mengadakan pertemuan. Agenda utama pertemuan adalah mencari solusi kelangsungan pendidikan 30 murid. 

Saya selaku sekretaris Perwakilan YPLP PGRI Tana Toraja hadir dalam rapat tersebut. Selain mendengarkan keluhan dan harapan orang tua murid, saya juga berkesempatan memberikan informasi dan pandangan terkait penyelenggaraan pendidikan  di sekolah swasta. 

Bagaimanapun juga, di sela-sela rapat terbersit keinginan tokoh masyarakat agar TK PGRI Gandangbatu bisa alih status menjadi TK negeri. Alasan mereka adalah status negeri lebih terjamin pelayanannya. 

Kami saling tukar pendapat hingga akhirnya semua yang hadir bisa memahami peran dari TK dan sekolah lain yang ada di bawah naungan PGRI. Kesepakatan telah terjadi, selanjutnya memikirkan perjalanan TK. 

Dimulai dengan pembentukan pengurus Komite Sekolah. Puluhan orang tua murid yang hadir sepakat menunjuk 3 orang guru dari sekolah dasar terdekat sebagai penguris Komite. 

Sementara untuk mengisi jabatan kepala sekolah yang lowong, orang tua mudir dan Komite Sekolah terpipih sepakat menunjuk satu-satunya guru yang ada sebagai kepala sekolah. Satu guru tambahan pun disepakati. Guru tersebut bersedia mengajar secara sukarela. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline