Lihat ke Halaman Asli

Joseph Osdar

TERVERIFIKASI

Wartawan

JK dan HL 717: Romantisme Jelang 2024

Diperbarui: 28 Januari 2022   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wakil Presiden ke-10 dan 11 Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Kompas.com (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

SABTU, 22 Januari 2022, kelompok kajian strategis Hang Lekir (HL 717) dengar pendapat dengan Wakil Presiden dua kali (2004-2009 dan 2014 -2019) Jusuf Kalla selama hampir dua jam di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Berbagai masalah dibahas dalam dengar pendapat antara JK dan tujuh orang awak HL 717. Sebelum pertemuan dengan HL 717, JK menerima sembilan jenderal purnawirawan TNI di tempat yang sama.

Nampaknya JK akan menjadi salah satu tokoh yang akan banyak ditemui orang-orang atau lembaga yang punya minat membahas suasana sosial politik jelang pemilu 2024.

Masalah awal yang dibahas antara HL 717 dengan JK adalah tentang pemilihan umum 2024 mendatang.

Menurut JK yang siang itu tampil segar bugar, situasi politik menghadapi pemilihan umum dan pemilihan presiden boleh disebut "romantis" dan "tidak jelas" atau tidak menentu".

Romantis, maksudnya berbagai pihak yang ingin mencalonkan diri jadi presiden/wakil presiden atau sejumlah partai politik  saling mencoba mengadakan pendekatan.

"Dalam dunia cinta asmara, orang yang terlibat dalam cinta asmara selalu saling mengadakan pendekatan, suasana ini yang disebut suasana romantis," ujar JK.

Tidak semua hal dalam pertemuan ini bisa dituangkan dalam tulisan ini, karena ada beberapa hal yang confidensial.

Mengenai suasana romantis dari situasi politik jelang 2024 ini, kata JK, antara lain ditandai ada calon yang disebut oleh lembaga survei punya ekstabilitas tinggi tapi tidak didukung partainya (baca pimpinan partainya) ada yang yang diperkirakan dicalonkan oleh partainya (pimpinan) tapi ekstabilitasnya dibawah dua persen.

"Ada yang kuat finansialnya tapi dalam survei cuma di bawah satu persen. Ada yang ekstabilitasnya tinggi sekali karena punya faktor relasi dengan partai besar. Namun bila sang calon ini tidak dicalonkan oleh partainya maka daya pikatnya pada pemilih bisa merosot," ujar JK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline