Beberapa waktu lalu, akhirnya kesampaian juga main ke salah satu tempat yang udah lama masuk daftar bucket list, yaitu Candi Prambanan. Letaknya di perbatasan Yogyakarta dan Klaten, dan cuma butuh sekitar 30-45 menit dari pusat Kota Jogja. Kalau kamu dari arah Malioboro atau Tugu Jogja, tinggal naik Trans Jogja, ojek online, atau sewa motor juga gampang banget.
Begitu sampai di area parkir, kesan pertama yang langsung muncul adalah: Wah, megah banget! Dari kejauhan udah kelihatan siluet candi-candi tinggi yang menjulang, berdiri anggun di tengah lapangan luas dengan rumput hijau terawat. Rasanya kayak masuk ke dunia lain gitu. Campuran antara sejarah, budaya, dan aura mistis yang bikin merinding tapi juga bikin penasaran.
Sekilas Tentang Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia dan termasuk salah satu kompleks candi termegah di Asia Tenggara. Nama aslinya adalah Candi Rara Jonggrang. Candi ini dibangun pada abad ke-9, sekitar tahun 850 Masehi, oleh Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Prambanan dibangun sebagai penghormatan untuk Trimurti, tiga dewa utama dalam kepercayaan Hindu: Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara), dan Siwa (dewa perusak).
Makanya, kalau kamu masuk ke kompleks candi utama, ada tiga candi besar yang paling mencolok dan masing-masing didedikasikan untuk ketiga dewa tadi. Candi yang paling tinggi adalah Candi Siwa, menjulang sampai 47 meter. Sumpah, berdiri di depannya bikin aku merasa super kecil. Detail ukirannya juga luar biasa rumit dan indah dipandang mata.
Potret saya pribadi (Sumber Foto: Pribadi)
Kisah Rara Jonggrang yang Melegenda
Selain nilai sejarah dan arsitekturnya, yang bikin Prambanan menarik adalah kisah legenda yang menyertainya. Kamu mungkin udah pernah dengar cerita tentang Rara Jonggrang, kan?
Konon, Rara Jonggrang adalah putri cantik dari Kerajaan Boko. Seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso jatuh cinta padanya dan ingin menikah. Tapi si putri ogah banget dan akhirnya ngasih syarat mustahil: Bandung harus membangun seribu candi dalam semalam. Dengan bantuan makhluk halus, Bandung hampir berhasil. Tapi Rara Jonggrang menipunya dengan membangunkan ayam jantan sebelum waktunya supaya gagal. Karena kesal, Bandung mengutuk si putri jadi arca batu yang konon adalah patung di dalam Candi Siwa. Romantis, tragis, dan sedikit serem juga sih!
Setelah puas foto-foto di depan candi utama, aku mulai keliling ke candi-candi pendukung di sekitarnya. Total ada sekitar 240 candi di kompleks ini, meski sekarang nggak semuanya masih berdiri utuh. Beberapa hanya tinggal fondasinya saja, tapi tetap menarik untuk dijelajahi. Rasanya seperti berjalan di kota kuno zaman dulu.
Ada juga Candi Garuda, yang katanya dulu menyimbolkan kendaraan Dewa Wisnu. Terus ada banyak relief di dinding candi yang menggambarkan kisah Ramayana, cerita epik India yang juga jadi bahan pertunjukan Sendratari Ramayana di sini. Detailnya bener-bener luar biasa, dari ukiran baju para tokoh sampai ekspresi wajahnya.