Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Cerah Menikam Sepi

Diperbarui: 31 Oktober 2017   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunset di Ufuk Timur Maluku Utara | Dok. Pribadi

Kita berteman pada harapan-harapan sunyi di ujung sana.
Berharap cerah pada buramnya penglihatan masa depan.
Berharap masa mengasihani bait-bait keresahan.

Malam ini, kita sedikit keras mengobrol kesukaran, setelah engkau terguncang dari perjuanganmu.
Berteman sepi, kamu beradu penglihatan
Sesekali berharap, sang langit menjadi saksi.

Begitu pulah aku, menunggumu berbisik pada sepi.
Antara melangkah dan diam penuh harap.

Secangkir kopi tak lagi kau minati
Hanya bait bait keluh tanpa seni terkumat dari bibirmu.

Menggengam erat wajah-wajah yang kau daratkan pada pikiranmu.
Sembari menyusuri setapak imajinasi.

Malam itu terasa panjang, ketika kau memaki dinding-dinding tanpa wajah itu. Lalu diam
Sunyi...
Sepi...
Dan
Berdiri tegak. Mengadakan mukamu pada keyakinan yang engkau percayai.

Bersembah, bersujud penuh takzim.
Dendammu kau lepas. Mendapat cerah

Sedangkan aku, hanya menunggu doa mu menetes pada keberanian yang lunglai.
Berharap, benar pada janji cerah itu.

Berharap benar pada penglihatanmu tentang cerah yang mulai menikam sepi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline