Lihat ke Halaman Asli

Nus Feka

Freelancer

Gara-gara Harga BBM

Diperbarui: 7 September 2022   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Suatu pagi, terlihat beberapa orang hiruk-pikuk berjalan di depan SPBU menanti antrian Bahan Bakar).

Petugas : "Di isi full ya, mbak." Kata petugas SPBU kepada salah satu pengendara yang hendak mengisi bahan bakar jenis Pertalite.

Pengendara: "Terima kasih, mas." Sahutnya dengan sopan.

(Setelah selesai, kemudian pelanggan tersebut membayar dan pergi, diikuti antrian yang memanjang dibelakangnya).

Beberapa hari kemudian, muncul berita di layar televisi dan diberbagai media sosial, soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Harga BBM sebelumnya mengalami kenaikan cukup tinggi, yang menimbulkan banyak pro dan kontra terkait masalah ini.

Kembali ke suasana SPBU, terlihat sedikit antrian BBM, salah satu pengendara bertanya kepada petugas.
Pengendara : "Harga Pertalite berapa yach."   Tanya pengendara kepada petugas.

Petugas : " Sekarang sudah naik, Perliternya Rp 10.000, mas mau isi berapa." Katanya.

Pengendara : "Dua liter." Sahutnya dengan nada lemas.

(Begitupun dengan pengendara lain, banyak yang mengeluh dengan kenaikan harga yang cukup tinggi ini). Akibatnya harga barang dan kebutuhan pokok lainnya juga ikut naik.)

Alur cerita berganti, nampak di sebuah Kafe kecil, terjadi percakapan antara dua orang mahasiswa.

Tasya : "Gus, kamu sekarang ke kampus kampus kenapa tidak bawa motor lagi, kok naik angkot?." Tanya Tasya ingin tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline