Lihat ke Halaman Asli

Nurul Hidayati

Psychologist

Berguru pada Alam

Diperbarui: 10 Oktober 2016   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hutan pinus (dokpri)

The most important thing in all human relationships is conversation, but people don’t talk anymore, they don’t sit down to talk and listen. They go to the theater, the cinema, watch television, listen to the radio, read books, but they almost never talk. If we want to change the world, we have to go back to a time when warriors would gather around a fire and tell stories.(Paulo Coelho)

Dear Human

Tulisan ini pengingat untuk kita semua, juga untuk diri saya sendiri. Wiken kemarin, kebetulan saya menemani mahasiswa camp di bumi perkemahan Pacet.

Finally, alam bebas! Setelah lama terkungkung dengan komputer, dokumen, tumpukan paper, office stuff dengan bejibun keruwetan...mata ini  berbinar...bersemangat...menyala...bahkan hanya dengan memandang deretan pohon pinus dan gemerisik daun yang bergesekan...

Air hujan yang tercurah dari langit...mengguyur kami semua. Derap kaki yang berpacu melesat ke tenda-tenda. Aroma kas tanah basah...teh hangat yang dijatuhi rumput-rumput kering (hehe)...yuhuuu... Ini saatnya menyapa alam (dan alam selalu balas menyapa kita). 

Dan ini saatnya mendengar...mendengarkan suara alam, menurunkan tirai yang membatasi manusia karena satu dan laim hal...mendengarkan orang lain berbicara...dan mendengarkan diri sendiri... Di alam bebas, sulit bagi manusia untuk bertopeng. Alam seakan tak suka manusia bertahan dalam balutan kepura-puraan...ia ingin manusia mengikuti ritme dirinya...dan kembali ke alam, sejatinya adalah kembali menjadi diri sendiri. Bersentuhan dengan alam, kita berkesempatan untuk melepas beban... Melihat daun-dan yang bergerak ringan dan lepas... Melihat gulir waktu dan perubahan cuaca, semua hadir apa adanya... Hal ini menghadirkan contoh nyata...bagi diri manusia untuk berguru pada alam...

kembali ke alam (dokpri)

Alam juga menyediakan diri untuk memunculkan karakter manusia. Ketika salah satu dari kita jatuh sakit, apa yang akan dilakukan manusia lainnya? Ketika ada kesulitan muncul, bagaimana sekelompok manusia itu menyikapinya? Alam menghadirkan sederet kesempatan untuk direspon manusia melalui watak dan karakter aslinya. Meski era digital membuat manusia sulit lepas dari gadget dan perangkat digital, namun suasana alam bebas biasanya mampu mengurangi kebiasaan lekat dengan gadget tersebut.

Meskipun sejenak, saya mensyukuri kesempatan berada di sejuk alam pegunungan...memanjakan mata dengan hijau rerimbunan pohon...meneduhkan hati dengan berada di frekuensi yang lebih lambat dan syahdu...

Semoga di hari ini, sekembalinya kami ke kehidupan kota yang riuh. Semoga kemampuan "mendengarkan" baik terhadap sekitar, orang lain, dan diri sendiri tidak lenyap begitu saja. Begitu pula kemampuan untuk berbicara dan berperilaku jujur, dan bersikap apa adanya. Dan, karena tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia, bercengkrama dengan alam sangat baik lho, untuk kesehatan mental kita :)

Happy monday. Salam Hangat :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline