Lihat ke Halaman Asli

Nuralyta Augustine

saya menulis dengan separuh kisah nyata

Toxic Relationship pada Sebuah Hubungan

Diperbarui: 20 Oktober 2022   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toxic relationship atau hubungan beracun merupakan kegiatan yang tidak sehat dalam sebuah hubungan yang berdampak pada kesehatan mental seseorang. Dikatakan beracun bukan karena sebuah zat kimia namun dikarenakan kegiatan-kegiatannya yang berdampak buruk bisa berupa mental dan physical abuse seperti kekerasan seksual, pelecehan, tindakan kekerasan secara fisik dan lain sebagainya. Biasanya hal tersebut muncul karena ego dari salah satu pihak, tingkat kecemburuan yang tinggi, memiliki masalah dalam percaya atau yang biasa sering di dengar dengan istilah trust issues terhadap orang lain dan lain sebagainya.

Dari yang saya lihat baik di media sosial maupun di dunia nyata, toxic relationship ini dapat dilakukan oleh siapapun baik perempuan atau laki-laki dapat melakukan toxic relationship. Kegiatan ini timbul karena berbagai macam faktor terlebih pada sifat individu antar pasangan. Kebanyakan yang menjadi korban adalah perempuan tapi tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa mendapatkan hal serupa. Menurut saya, biasanya orang yang sering melakukan tindakan tersebut memiliki emosi yang sangat tinggi sehingga dapat melampiaskan kemarahan mereka kepada pasangan, hal tersebut juga bisa timbul pada seseorang yang memiliki trauma pada masa kecilnya.

Diluar sana banyak korban atas tindakan toxic relationship yang menjadi trauma untuk memulai sebuah hubungan baru dengan orang lain karena kebanyakan kesehatan mental nya sudah terganggu dengan masa lalu. Apa yang saya lihat di internet biasanya para korban mengidap penyakit mental seperti bipolar, mental disorder, dan lain-lain. Saran saya terhadap hubungan yang memiliki kegiatan yang tidak sehat baiknya segera diselesaikan untuk kebaikan mental dan fisik khusunya bagi para korban yang telah memiliki pengalaman seperti itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline