Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | 344 Meter per Detik #4

Diperbarui: 18 September 2018   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Cerita ini merupakan fragmen keempat dalam omnibus Tenggelam di Langit. Bacalah cerita sebelumnya untuk memahami semesta mereka secara lebih utuh.

Fragmen 1. Eksoskeleton

Fragmen 2. Elegi Jasad Renik

Fragmen 3. Metazoa (1)

Fragmen 3. Metazoa (2)

***

Fragmen 4. 344 Meter per Sekon

(Semesta dalam persektif orang ketiga)

Kumandang azan, lonceng gereja, dan doa-doa menjadi suara yang paling sunyi di sini. Orang-orang menolak pertolongan dan bersikeras mengandalkan tenaganya sendiri. Mereka merindukan rumah, tapi melupakan jalan pulang. Udara yang lebih renggang dari biasa, memperlambat getar suara untuk sampai di telinga. Sedangkan hati, sulit dijangkau oleh sekadar bunyi.

"Sebentar, Pak. Tanggung, tinggal sedikit."

"Duluan saja, Pak."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline