Lihat ke Halaman Asli

Nor Qomariyah

Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Metaverse dan Akselerasi Kehidupan Masyarakat Indonesia, Mungkinkah?

Diperbarui: 5 Februari 2022   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Metaverse (Sumber: Digital Trends)

Pandemi Covid 19 membawa kehidupan baru. Tak terbatas hanya pada pekerjaan, namun juga banyak sekali perubahan secara dimensi sosial yang mengantarkan kita, cara bergaul yang bisa bertemu secara langsung, pelan tapi pasti berubah menuju digital life. 

Bekerja, sekolah, dan aktivitas lain semua dilakukan secara online. Bahkan game cloud sendiri sebagai salah satu hal yang dilihat sebagai amazing experience juga dimulai di tahun yang sama, pada 2019. 

Tak hanya itu, connecting socially, deep feeling dituangkan melalui virtual yang hidup dalam dunia dan bersifat ‘metafisik’.

Mungkin kita masih ingat Ketika pertama kali diluncurkan games Pokemon. John Hanke CEO of Niantic yang mempopulerkan Pokemon Go Mobile melalui Augmented Reality (AR). 

Niamic menyebutkan dirinya sebagai platform yang isa mempertemukan manusia dengan melalui avatar ‘Pokemon’ menghubungkan dunia digital dan dunia real dalam kehidupan. Tak tanggung-tanggung, perusahaan ini berhasil meraih keuntungan U$$ 300 juta pada 2021. 

Namun game ini kini telah tergantikan oleh Roblox yang menuntun pemainnya untuk memiliki planet kehidupan berbeda, memiliki rumah, mobil, tanah bahkan dunia Roblox juga bisa menciptakan system keuangan sendiri. 

Menghabiskan waktu bermain Roblox menjadi dunia baru masuk melalui karakter Avatar masing-masing, tak terbatas usia, bergabung dalam dunia Roblox dari berbagai negara.

Permainan lain berbasis metaverse, adalah Decentraland, Axie Infinity, Sandbox, Yield Guide Game, Mines of Dalamia, Chromia dan Gala yang berbasis Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) dengan mata uang Cryptocurrency, di mana menghasilkan pendapatan ketika beraktivitas di dalamnya dan yang dapat direalisasikan dalam dunia nyata. Bahkan sekelas Paris Hilton dan Justin Bieber pernah mangadakan konser yang ditonton oleh masyarakat Decentraland.  

Mark Zuckerberg adalah berikutnya. Sebagai pelopor Facebook, WhatsApp, dan Instagram yang jelas mengganti platformnya dengan sebutan ‘Meta’ dan bersiap menggelontorkan investasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. 

Mark meyakini ini menjadi investasi jangka panjang yang telah ia mulai dari 2021 dan akan ditempuh dalam jangka waktu 3 tahun mendatang. Mark percaya metaverse akan menjadi generasi selanjutnya bagi perkembangan internet cellular. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline