Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Kapal Tua yang Sesak

Diperbarui: 31 Oktober 2020   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

satu tahun sudah aku arungi bahtera
kapal yang kutumpangi begitu sesak
riuh oleh jeritan tidak keadilan

teriakan-teriakan kehilangan
begitu memekakkan telinga
menggema ke seluruh penjuru langit

aku tak bisa berbuat apa-apa
melihat peluh berubah tetesan darah
mendengar derai air mata yang berjatuhan

kapal tua yang aku tumpangi kian oleng
seperti tak sanggup lagi menampung beban
yang terus disesaki geraman kekecewaan

dipukuli nasib
dihantam keserakahan
ditikam kebohongan

ke mana kejujuran?
di mana kesejahteraan?
bagaimana dengan keadilan?

nahkoda tak jua bergeming
ia hempaskan segala asa
yang sudah digantungkan kepadanya

kapal ini terus saja melaju
kian terombang-ambing
dalam belitan masalah yang kian kusut

entah kapan kapal ini sampai
ke pintu gerbang kemakmuran
di tanah yang beradab

ku hitung masih ada waktu
hingga 4 tahun purnama
semoga kapal ini menuju negeri adil makmur nan sentosa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline