Lihat ke Halaman Asli

Nathania Devi

Mahasiswa

Dari Pendiam Jadi Percaya Diri: Perjalanan Temanku Menemukan Keberanian

Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernah nggak sih kalian punya temen yang pendiam banget, susah ngomong di depan orang, bahkan gemetaran kalau disuruh maju?

Atau malah kalian sendiri yang ngerasain hal itu pengen berani tapi takut, pengen ngomong tapi lidah rasanya kelu?

Aku punya temen yang pernah cerita ke aku tentang dirinya yang dulu. Dia sering bilang kalau punya sifat pendiam dan penakut tuh nggak enak. Mau ngelakuin sesuatu aja tangannya tremor, jantung deg-degan, pikirannya ke mana-mana.

Dari kecil dia emang manja banget, apa-apa selalu sama ibunya. Karena itu, dia tumbuh jadi anak yang bergantung dan jarang berinteraksi sama orang lain. Waktu SD, dia nggak terlalu mikirin punya banyak teman. Punya satu aja udah cukup. Tapi semuanya berubah pas SMP.

Pas ngeliat teman-temannya udah aktif ikut organisasi, tampil percaya diri, dan bisa ke mana-mana sendiri, dia malah ngerasa kecil dan minder. "Kenapa aku nggak bisa kayak mereka?" pikirnya.

Setiap mau daftar organisasi atau ikut kegiatan, dia udah overthinking duluan. Takut nggak diterima, takut salah, takut malu.

Tapi pelan-pelan, semua itu mulai berubah. Bukan karena ikut pelatihan atau motivasi besar, tapi karena kehidupan "maksa" dia buat berani. Setelah lulus, dia mulai cari kerja. Dari satu tempat ke tempat lain, dia belajar ngomong, ngelamar, dan berhadapan sama orang baru. Walau sempat ditolak berkali-kali, dia nggak nyerah.

Sampai akhirnya dia diterima kerja di stand minuman. Di situ dia mulai belajar banyak hal. Awalnya masih gugup, tapi tiap hari ngobrol sama pelanggan bikin dia makin terbiasa. Dari kerjaan sederhana itu, dia belajar hal besar: keberanian.

Katanya, dulu dia nggak bisa jauh dari ibunya, tapi sekarang malah bisa kerja sendiri. Yang ngajarin dia mandiri tuh kakaknya, yang selalu bilang, "Nggak apa-apa takut, tapi jangan berhenti."

Kalimat itu yang dia pegang sampai sekarang.

Sekarang, meski belum sepenuhnya pede, dia udah jauh lebih berani. Dia sadar kalau berani itu bukan berarti nggak takut, tapi tetep jalan walau masih gemetaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline