Akhir ini kita dihebohkan dengan beberapa fenomena pilu di negara tercinta. Negara Indonesia mulai di obrak-abrik eksistensinya.
Di tengah penerapan efisiensi anggaran negara, para wakil rakyat menggelar rapat di hotel yang mewah. Hotel Fairmont menjadi tempat rapat untuk membahas kebutan RUU TNI, diluar jam kerja, dan dengan tertutup tanpa ada live streaming. Hal ini selain kurangnya transparansi juga hanya menghambur-hamburkan anggaran, sehingga banyak menuai kontroversi.
Foto: Rapat tertutup membahas pengesahan RUU TNI di Hotel Fairmont Jakarta. Sumber: Tribunnews. com
Salah bahasan dalam rapat tertutup di hotel yang megah tersebut adalah mengesahkan RUU TNI dwifungsi, dimana TNI yang seharusnya menjaga ketahanan dan keamanan negara bisa mengambil posisi menjadi Aparatur Sipil Negara. Hal ini sangat ditolak keras karena dikhawatirkan akan muncul new orde baru.
Selain itu, dikuatkan interupsi Presiden Prabowo Subianto mempersilahkan 15 kementrian/lembaga bagi TNI yang ingin mendouble jabatan.
Jika memang hal ini terealisasi, negara Indonesia yang seharusnya menjadi negara demokrasi berubah menjadi negara anti kritik. Pemerintah seenaknya menjalankan kebijakan tanpa ada kontrol dari rakyat. Seperti masa orde baru, banya korban yang meninggal karena berani mengkritik tatanan kepemerintahan.
Foto: Eks Polisi Ngada, NTT. Fajar Widhya. Sumber: Serambinews. com
Pada sektor keamanan lain, anggota Polisi Ngada NTT Fajar Widya Dharma Lukman disinyalir melakukan pencabulan ke anak kecil umur 14, 13, dan 3 Tahun. Polisi pedofil tersebut melakukan aksinya dengan membuat video perbuatannya dan dijual di internet. Kasus ini diungkap oleh polisi Australia yang videonya tersebar sampai kesana.
Kondisi Indonesia semakin kurang baik, berbagai problem mulai berdatangan silih berganti. Akankah wujud Indonesia Emas 2045 terealisasi?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI